Biaya Perbaikan Mobil Listrik Lebih Mahal dari Model Biasa
- VIVA/Yunisa Herawati
Jakarta, VIVA – Meskipun pertumbuhan penjualan kendaraan listrik (EV) melambat, jumlah klaim tabrakan yang melibatkan kendaraan listrik berbaterai (BEV) terus meningkat di Amerika Utara.
Sementara kerangka BEV mungkin lebih tahan terhadap kerusakan, biaya perbaikan EV seringkali jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kendaraan bermesin pembakaran internal (ICE).
Menurut studi terbaru oleh Mitchell, dikutip VIVA dari laman Carscoops, Senin 26 Agustus 2024, klaim untuk kerusakan tabrakan BEV yang dapat diperbaiki meningkat sebesar 2,5 persen di Amerika Serikat dan 3,95 persen di Kanada selama kuartal kedua tahun 2024.
Peningkatan ini terjadi meskipun penjualan BEVÂ melambat, yang menyebabkan penurunan pangsa pasar BEV menjadi 9,3% pada kuartal pertama 2024 dari 10,2% pada kuartal ketiga 2023 di AS.
Mitchell melaporkan bahwa rata-rata klaim perbaikan BEV yang dapat diperbaiki pada kuartal kedua 2024 mencapai US$5.753 (sekitar Rp88 juta) di AS dan CAD $6.534 (sekitar Rp74 juta) di Kanada.
Sebagai perbandingan, kendaraan bertenaga ICE memiliki biaya yang jauh lebih rendah, yakni US$4.806 (sekitar Rp74 juta) di AS dan CA$4.958 (sekitar Rp56 juta) di Kanada.
Ini berarti perbaikan BEV akibat tabrakan 20% lebih mahal di AS dan 31% lebih mahal di Kanada dibandingkan kendaraan ICE berukuran serupa.
Tesla Model 3 dan Model Y memimpin dalam frekuensi klaim di antara BEV di AS dan Kanada, mencakup lebih dari separuh kasus. Hal ini tidak mengherankan mengingat banyaknya kendaraan ini di jalan, yang secara alami meningkatkan kemungkinan terlibat dalam kecelakaan.
Frekuensi klaim juga meningkat untuk kendaraan hybrid. Kendaraan mild-hybrid memiliki biaya perbaikan yang serupa dengan kendaraan ICE di AS, sementara plug-in hybrid lebih kompleks dan biaya perbaikannya melonjak 12,5% lebih tinggi dibandingkan kendaraan ICE setelah tabrakan.