Jualan Mobil Listrik, Xiaomi Rugi Rp3 Triliun

Xiaomi SU7
Sumber :
  • Carscoops

Beijing, VIVA – Xiaomi, raksasa teknologi asal Tiongkok, menghadapi tantangan besar dalam bisnis pengembangan, produksi, dan penjualan kendaraan listrik. Kehadiran sedan sport SU7, yang baru diluncurkan, telah menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan.

Tesla dan BYD Berebut Dominasi di Industri Kendaraan Listrik Global

Meskipun begitu, jika dilihat dari kerugian per kendaraan, Xiaomi masih lebih baik dibandingkan dengan beberapa merek otomotif yang sudah lebih mapan.

Dikutip VIVA dari laman Carscoops, Minggu 25 Agustus 2024, pada kuartal kedua yang berakhir pada 30 Juni, divisi otomotif Xiaomi melaporkan kerugian sebesar US$252 juta (sekitar Rp3,88 triliun).

Citroen Soroti Ketimpangan Insentif Mobil Hybrid dan Listrik

Kuartal ini merupakan periode pengiriman penuh pertama bagi Xiaomi, di mana selama bulan April, Mei, dan Juni, Xiaomi berhasil mengirimkan 27.307 unit kendaraan listrik kepada konsumen di Tiongkok.

Xiaomi SU7

Photo :
  • Carscoops
Terpopuler: Risiko Mobil Listrik di Kapal, Beratnya Penjualan Kendaraan Tahun Depan

Xiaomi optimistis dapat mencapai lebih dari 100.000 pengiriman kendaraan pada November. Jika dihitung berdasarkan total kerugian dan jumlah kendaraan yang terjual, Xiaomi mengalami kerugian sebesar US$9.200 (sekitar Rp141,7 juta) untuk setiap mobil yang dijual.

Meskipun divisi mobil Xiaomi belum menghasilkan keuntungan, kerugian yang dialami perusahaan ini sebenarnya tidak terlalu mengherankan. Pada awal Agustus, Rivian melaporkan kerugian sebesar US$1,46 miliar (sekitar Rp22,4 triliun) pada kuartal kedua, dengan produksi hanya 9.162 unit kendaraan.

Rivian kehilangan sekitar US$32.705 (sekitar Rp502,5 juta) per kendaraan yang dikirimkan pada kuartal tersebut. Ford bahkan mengalami kondisi yang lebih buruk.

Pada kuartal kedua, divisi kendaraan listrik Ford Model e mencatat kerugian sebesar US$1,1 miliar (sekitar Rp16,9 triliun) dengan penjualan 23.957 unit, yang setara dengan kerugian sebesar US$47.600 (sekitar Rp731,2 juta) per kendaraan.

Analis dari Citibank memperkirakan bahwa bisnis otomotif Xiaomi dapat mencapai titik impas jika berhasil menjual antara 300.000 hingga 400.000 kendaraan per tahun.

Menariknya, Lei Jun, pendiri Xiaomi, belum memiliki ambisi untuk menjual kendaraan listriknya di luar Tiongkok dalam waktu dekat. Belum lama ini, ia mengatakan bahwa perusahaan akan fokus pada pasar domestik selama tiga tahun ke depan sebelum memasuki pasar global.

Untuk mencapai profitabilitas, Xiaomi berencana meluncurkan model kedua yang berupa SUV dengan ukuran sedikit lebih besar dari SU7. Model ini diperkirakan akan diperkenalkan sebelum akhir tahun ini dan mulai dikirimkan kepada konsumen pada awal 2025.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya