Beberapa Mitos soal Mobil Matic yang Jangan Dipercaya

Ilustrasi mobil matik.
Sumber :
  • Pixabay

Jakarta, VIVA –  Saat ini beberapa produsen kendaraan banyak yang merilisi mobil matic dan harganya pun lebih mahal dari yang manual. Namun, pernahkah Anda mendengar beberapa mitos soal mobil matik yang sebenarnya tidak benar atau menyesatkan.

Cetak Peslalom Muda Berbakat Lewat Kejurnas Slalom U23

Berkat perkembangan teknologi di dunia otomotif, mitos-mitos tersebut dapat dengan mudah dibantah. Bahkan, kendaraan tipe transmisi otomatis ini sangat mendominasi transportasi masyarakat hingga mengancam keberadaan mobil manual. 

Berikut beberapa mitos dan penjelasannya, seperti dilansir dari situs resmi Suzuki, Rabu 14 Agustus 2024.

Detik-detik Honda Brio Selamat dari Kecelakaan Maut di Tol Cipularang

1. Boros BBM

Mitos pertama yang paling umum adalah mobil matic sering dicap boros bahan bakar. Pada zaman dahulu, teknologi tidaklah secanggih sekarang. Hal ini membuat mobil otomatis menjadi kurang efisien terhadap penggunaan bahan bakar. 

Waspadai Ruas Tol Cipularang yang 'Angker' dan Rem Blong yang Kerap Hantui Kendaraan

Akan tetapi, mobil terbaru masa kini telah memiliki teknologi canggih pembakaran injeksi. Teknologi ini juga disertai dengan berbagai sensor dan ECU sehingga penggunaan bahan bakar menjadi lebih hemat. 

Di sisi lain, mobil Multi Purpose Vehicle (MPV) matic bahkan hanya mengonsumsi 1 liter saja untuk menempuh perjalanan sepanjang 12 kilometer atau perbandingannya setara dengan 1:12. 

2. Tidak Bertenaga

Sekarang ini dunia otomotif telah berkembang pesat sehingga transmisi otomatis ini pun juga mengalami kenaikan performa. 
Seperti munculnya teknologi Continuously Variable Transmission (CVT). Teknologi ini diadaptasi mobil otomatis untuk meningkatkan akselerasi dan kenyamanan Anda saat berkendara. 

3. Tak Boleh Diderek

Banyak orang masih percaya bahwa mobil dengan transmisi otomatis tidak boleh diderek. Namun, ini hanyalah mitos belaka. Faktanya, mobil ini tentu bisa diderek meski terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. 

Untuk mobil dengan penggerak roda depan, kedua roda belakang dan roda depan harus diangkat secara bersamaan. Hal ini juga berlaku sebaliknya.  

Jika posisi pengangkatan tidak tepat saat menderek mobil otomatis, ini bisa menimbulkan risiko kerusakan pada komponen kendaraan seperti katup transmisi.  Sementara itu, saat Anda menderek mobil, pastikan tuas transmisi berada pada posisi netral (N) dan mesin dalam keadaan mati. 

Salah satu mobil yang diderek petugas di Jakarta Utara.

Photo :
  • Danar Dono - VIVA.co.id

4. Posis Parking saat Dipanaskan

Mitos lainnya adalah Anda tidak boleh menggunakan posisi parking saat memanaskan mobil kesayangan. Pada faktanya, Anda diperbolehkan menggunakan posisi transmisi matic pada kondisi P (Parking) dan N (Netral). 

Kedua posisi ini pada dasarnya tidak ada masalah. Pada posisi tersebut, mesin dan oli mobil dapat berputar dan proses pelumasan tetap berlangsung. 

Di sisi lain, memanaskan mobil dengan posisi P justru lebih disarankan. Posisi ini dinilai lebih aman  sebab jika tuas terjengkal, mobil Anda tidak akan bergerak secara tiba-tiba. 

5. Tarikannya Lambat

Banyak yang percaya bahwa mobil otomatis tidak dapat menawarkan performa yang sama dengan mobil manual, terutama saat akselerasi atau percepatan. 

Meski demikian, saat ini mobil otomatis telah dilengkapi dengan kopling ganda atau dual clutch transmission. Teknologi ini memungkinkan perpindahan gigi yang cepat dan halus bahkan hampir setara dengan mobil manual. 

Foto : Mobil Pick Up Terbakar di Km 15, Ruas Jalan Tol Tempino,Jambi-Bayung Lencir,Sumsel dan Dua Orang Tewas Terpanggang

Mobil Pikap Terbakar di Ruas Tol Jambi-Bayung Lencir, 2 Orang Tewas

Satu unit mobil pikap hangus terbakar di Jalan Tol Tempino Jambi-Bayung Lencir.

img_title
VIVA.co.id
12 November 2024