Hyundai Singgung ada Harga Mobil yang Naik Meski Dilarang Menperin
- Hyundai Motor Indonesia
VIVA – Pendapatan, atau Gaji rata-rata orang Indonesia saat ini tidak cukup untuk beli mobil baru, karena harganya terus membumbung tinggi. Hal itu menjadi salah satu penyebab penjualan mobil baru merosot.
Maka demi meningkatkan penjualan mobil baru, yang di mana pada tahun ini sedang mengalami penurunan, Kementerian Perindustrian berharap akan produsen tidak mengkerek harga jual produknya.
Tapi menurut Chief Operating Officer PT Hyundai Motor Indonesia, Fransiscus Soerjopranoto, masih ada beberapa agen pemegang merek, atau APM yang tidak mendengarkan perintah dari pemerintah terkait.
“Kami berkomitmen untuk tidak menaikkan harga sesuai himbauan Bapak Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang. Walaupun beberapa APM sudah menaikkan harganya sejak kuartal kedua lalu,” ujarnya kepada Viva Otomotif, Senin 29 Juli 2024.
Menahan harga menjadi salah satu cara Hyundai agar tetap bersaing di tengah gempuran brand baru, dan turunnya daya beli masyarakat terhadap mobil baru. Meski Soerjo menyebut, hal itu dilakukan sesuai arahan pemerintah.
“Komitmen ini kami lakukan sebagai bukti selalu mematuhi, dan melaksanakan arahan pemerintah seperti memperkenalkan mobil listrik pertama, membangun ekosistem charging station, bangun pabrik perakitan, dan baru-baru ini kami membangun pabrik baterai mobil listrik pertama di Indonesia,” tuturnya.
Hyundai menjadi salah satu brand yang gencar membangun eksosistem kendaraan listrik sesuai arahan negara, setelah membangun pabrik di Indonesia mereka produksi Ioniq 5 sebagai mobil listrik pertamanya di RI.
Kemudian mendirikan pabrik baterai pertama di dalam negeri dengan menggandeng LG Enery Solution di Karawang, Jawa Barat. Baterai lokal itu pertama kali disematkan pada All New Kona Electric yang dirilis di GIIAS 2024.
“Sekali lagi, semua ini merupakan bukti keseriusan kami bergandengan tangan dengan pemerintah dalam membangun industri otomotif tanah air tercinta, Indonesia,” katanya.
Sebelumnya Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut, masing-masing produsen mobil lebih baik jangan menaikkan harga untuk produknya saat ini, karena industri otomotif terutama penjualan mobil baru sedang lesu, ditambah kenaikkan dollar.
“Jadi kita minta agar produsen menahan diri untuk menaikkan harga dari masing-masing produksi,” ujar politisi Partai Golkar tersebut.
Untuk mendongkrak kembali minat masyarakat, Kementerian Perindustrian sedang mengusulkan insentif PPnBM (Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah).
Adapun PPnBM yang ditanggung pemerintah itu cakupannya lebih luas, karena berlaku buat mobil yang sudah diproduksi lokal. Berbeda dengan insentif serupa yang diberikan hanya untuk mobil LCGC (Low Cost Green Car) pada 2021, atau saat pandemi Covid-19.