Mobil Hybrid Jadi Anak Tiri, Kementerian Perindustrian Bilang Begini

Ilustrasi mobil hybrid Toyota
Sumber :
  • Carsales

VIVA – Mobil hybrid sampai saat ini seperti anak tiri, atau tidak dianggap. Sebab pemerintah hanya fokus memberikan kemudahan untuk kendaraan listrik demi mencapai netralitas karbon yang ditargetkan 2060.

Adapun pajak yang dibebankan mobil hybrid lebih ringan dari mobil konvensional. Semua itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2021, atas Perubahan PP Nomor 73 Tahun 2019.

Toyota Prius di GIIAS 2024

Photo :
  • Jeffry Yanto Sudibyo

Melalui kebijakan tersebut besaran pajak mobil hybrid mulai dari 15 persen, 25 persen, hingga 30 persen tergantung dari volume silinder mesin, dan emisi karbon yang dihasilkan.

Mengacu pada perhitungan tersebut, harga mobil hybrid tetap saja tinggi, atau lebih mahal dari versi konvensional yang secara emisi lebih besar.

Padahal menurut Plt. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Electronika (ILMATE), Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, mobil hybrid sangat membantu menekan emisi, dan penggunaan bahan bakar minyak, atau BBM berbahan dasar fosil.

“Kalau kita lihat memang battery electric vehicle bisa menghemat sampai dengan 100 persen bahan bakar yang digunakan di kendaraan,” ujar Putu saat diskusi di Forum Editor Otomotif di ICE BSD, Tangerang, dikutip, Selasa 23 Juli 2024.

Tapi kendalanya, sebagian besar sumber pembangkit listrik di Indonesia, begitupun untuk charging station kendaraan listrik masih berasal dari batu bara, di mana secara emisi masih sangat besar.

“Cuma kejadiannya di bawah karena tadi 60 persen kandungan listrik kita fossil, itu belum bisa mengurangi karbon emisi CO2,” tuturnya.

4 Menteri Prabowo Rumuskan Opsi Penyelamatan Sritex agar Tak PHK Massal Pekerja

Maka salah satu cara untuk menekan emisi lebih cepat, selain berfokus pada kendaraan listrik adalah beralih dari konvensional ke hybrid yang memiliki dua sumber penggerak, yaitu mesin bensin, dan dinamo.

“Hal yang menarik sebenarnya kita masih banyak sekali ruang bahwa PHEV jadi plug-in itu bisa mengurangi konsumsi bahan bakar 70 persen, hybrid sampai 49 persen dibandingkan ICE (Interntal Combustion Engine),” katanya.

Tahun Depan ada 30 Mobil Hybrid Baru yang Bisa Jalan 400 KM Tanpa BBM

Menurutnya jika pengguna kendaraan konvensional beralih ke hybrid, maka bisa menghemat 50 persen penggunaan BBM yang masih mengandalkan minyak fosil sebagai bahan baku utamanya.

“Kalau kendaraan ICE, bisa kita migrasikan ke hybrid ini 50 persen bahan bakar kita bisa hemat, dan 50 persen emisi bisa kita kendalikan,” sambungnya.

Komparasi Harga dan Kemampuan All New Santa Fe Hybrid vs Honda CR-V e:HEV

Efisiensi tersebut membuat Kemenperin mengusulkan agar mobil hybrid juga diberikan insentif, seperti yang pernah disampaikan Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita baru-baru ini.

"Insentif setiap hari kita coba hitung, coba diskusikan dengan internal pemerintah, akan kami usulkan khususnya untuk kendaraan hybrid kepada kementerian terkait dalam hal ini Kementerian Keuangan,” tutur Menperin.

Wuling BinguoEV melakukan pengecasan di DC Charging Station

Menko Airlangga Sebut Insentif Kendaraan Listrik Bakal Lanjut di 2025

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengusulkan untuk memperpanjang sejumlah insentif, salah satunya untuk kendaraan listrik.

img_title
VIVA.co.id
3 November 2024