Kendaraan EREV Berpotensi Bantu Indonesia Kurangi Ketergantungan Impor BBM

Neta L Varian EREV
Sumber :
  • Cnev post

Jakarta – Seiring dengan keinginan Pemerintah untuk mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM), banyak cara yang telah dilakukan seperti mendorong kehadiran kendaraan listrik, pengembangan biofuel, dan lainnya.

BPS Ungkap Impor Pakaian Jadi Masih Banjiri Pasar RI, Didominasi dari Tiongkok

Adapun Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian melihat bahwa salah satu kendaraan ramah lingkungan EREV (Extended Range Electric Vehicle) bisa menjadi salah satu cara untuk tidak impor bahan bakar minyak lagi.

Diketahui, EREV ini memiliki cara kerja yang mirip dengan mobil Hybrid namun menggunakan baterai isi ulang, sebagai sumber tenaga dan kendaraan jenis ini bisa dipadukan dengan Biofuel.

BPS Catat Impor RI November 2024 Capai US$19,59 Miliar, Anjlok 10,71 Persen

"Saat ini kan kita memang memiliki bahan bakar biofuel, sehingga migrasi dari gasoline ke biofuel. Ini adalah kekayaan kita, menjadi gamechanger," kata Putu Juli Ardika selaku Plt Direktur Jenderal ILMATE dikutip VIVA Otomotif di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta.

Ilustrasi Biofuel

Photo :
  • instablogsimages.com
Jelang Nataru, Pertamina Jamin Pasokan BBM di Solo Aman

Putu menambahkan bila melihat dari roadmap yang paling potensial flexy engine digabungkan dengan EREV.

EREV sendiri sebenarnya belum hadir di pasar Indonesia, namun Pemerintah meyakini kehadiran kendaraan ini bisa menutup peluang negara dalam impor bahan bakar.

Lebih lanjut, Putu mengatakan bahwa kebijakan pendukung dari Pemerintah bisa membuat para pabrikan menghadirkan lebih banyak kendaraan ramah lingkungan untuk konsumen.

Salah satu kebijakan yang bisa dilakukan Pemerintah, kata Putu adalah pemberian pajak rendah untuk kendaraan ramah lingkungan.

"Kita lihat di Thailand sendiri sudah menyediakan pajak rendah untuk kendaraan ramah lingkungan. Sedangkan Indonesia masih tinggi sebesar 23-33 persen," tuturnya.

Putu pun mengungkapkan bahwa kendaraan ramah lingkungan ini cukup banyak di Indonesia, Maka dari itu, ini bisa menjadi inisiatif baru untuk meningkatkan produksi dan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi.

"Kita sebenarnya cukup dibanjiri oleh low emission vehicle. Semestinya kita bisa mendorong ini menjadi suatu inisiatif yang baru untuk meningkatkan produksi dan menjadikan Indonesia sebagai warehouse, basis produksi," tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya