Orang Kaya Tunda Beli Mobil Mewah, Ini Alasannya

Mobil Listrik Mercedes-Benz EQS resmi dijual di Indonesia
Sumber :
  • VIVA/Muhammad Thoifur

Jakarta, 15 November 2023 – Pasar mobil mewah Indonesia diprediksi akan mengalami perlambatan di tahun 2024. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah tensi politik yang meningkat menjelang pemilihan umum dan pertumbuhan ekonomi yang terhambat.

Jadi Perusahaan Otomotif yang Berkomitmen, Inovasi dan Kualitas Jadi Faktor Terpenting

Hal tersebut diungkapkan oleh Sales and Marketing Director PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI), Kariyanto Hardjosoemarto, saat acara Mercedes-Benz yang digelar Senin kemarin.

"Pasar kendaraan premium kami melihat tahun depan tentu akan terpengaruh oleh tensi politik, karena pemilu dan sebagainya," ujarnya, dikutip VIVA Otomotif.

Mobilisasi saat Misa Natal 2024 Lebih Mudah Karena Ada Terowongan Silaturahmi Istiqlal-Katedral

"Dari pengalaman kami, segmen premium ini lebih sensitif dengan geo-politik, kalau ada tensi yang memanas dan sebagainya," lanjutnya.

VIVA Otomotif: Pameran Mercedes-Benz Star Drive 2023

Photo :
  • VIVA/Yunisa Herawati
Detik-detik Kecelakaan Beruntun 6 Kendaraan di Tol Dalam Kota, 3 Orang Terluka

Kariyanto menjelaskan, bahwa pembeli mobil mewah biasanya sudah memiliki kendaraan lain juga, bukan first car. Oleh karena itu, kebutuhan untuk segera membeli model lain masih bisa mereka tunda jika ada kondisi yang kurang kondusif.

Selain faktor politik, pertumbuhan ekonomi yang melambat juga turut mempengaruhi pasar mobil mewah. Kariyanto mengatakan, bahwa pertumbuhan ekonomi yang di bawah 5 persen pada kuartal III 2023 telah berdampak pada penurunan pemesanan.

"Kalau pertumbuhan ekonomi terus terang berpengaruh, kami merasakan juga secara new order taking itu di kuartal tiga slowing down dibandingkan Q1 atau Q2," tuturnya.

"Dari diler juga memberikan masukan pasar agak slowing down di kuartal 3, jadi sebetulnya pertumbuhan ekonomi terefleksi," kata dia menambahkan.

Kariyanto mengungkapkan, bahwa konsumen mobil mewah saat ini masih cenderung menunggu kondisi yang lebih kondusif sebelum memutuskan untuk membeli mobil mewah.

"Tren secara umum masih wait and see," ungkapnya.

Namun, Kariyanto juga mengatakan bahwa tren tersebut bisa berubah jika kondisi politik dan ekonomi menjadi lebih kondusif.

"Tergantung juga, kalau kondisinya kondusif dan pertumbuhan ekonomi positif menurut saya juga dampaknya akan positif," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya