Susah Jualan Mobil Listrik, Pabrikan Otomotif Ternama Ini Beralih ke Hybrid
- Dok: Ford
Detroit – Salah satu produsen mobil asal Amerika Serikat, yakni Ford menghadapi tantangan serius dalam penjualan mobil listrik mereka.
Pada laporan pendapatan kuartal kedua, perusahaan yang memiliki julukan Blue Oval itu mengungkapkan kinerja yang kurang menggembirakan, dan berusaha mencari solusi untuk mengatasi perang harga kendaraan listrik yang merugikan.
Saat ini, Ford belum berhasil memperoleh keuntungan dari bisnis Model e-nya. Divisi kendaraan listrik mereka, awalnya memprediksi kerugian sebesar US$3 miliar atau setara Rp45 triliun pada tahun ini saat memulai operasional.
Namun kenyataannya, kerugian tersebut diperkirakan mencapai US$4,5 miliar (Rp6,7 triliun) dengan kerugian US$1,8 miliar (Rp2,7 triliun) hanya pada kuartal kedua saja.
Dikutip VIVA Otomotif dari laman Carscoops, Senin 31 Juli 2023, Ford terpaksa mengubah prioritasnya dan beralih fokus pada kendaraan hybrid ketimbang memproduksi lebih banyak kendaraan listrik.
Target produksi 600.000 kendaraan listrik per tahun pada akhir 2023 telah diundur hingga tahun depan, sementara target jangka panjang untuk memproduksi dua juta kendaraan listrik per tahun pada tahun 2026 bahkan tidak memiliki tanggal pasti.
Chief Executive Officer Ford, Jim Farley memandang dengan bijaksana bahwa adaptasi konsumen terhadap mobil listrik akan berlangsung lebih lambat dari yang diharapkan. Ia optimis bahwa keputusan Ford untuk bergerak lebih awal di pasar EV akan memberikan keuntungan dalam jangka panjang.
Namun, tantangan yang ada tidak bisa dianggap enteng. Untuk mencapai profitabilitas, Ford harus mampu meningkatkan skala bisnis Model e-nya. Menurut analisis dari Barrons, diperlukan produksi sekitar 100.000 unit kendaraan listrik per kuartal untuk mencapai tujuan ini.