Kaget Lihat Harga Mobil Bekas Saat Ini
- Carscoops
VIVA Otomotif – Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya terasa pada sektor kesehatan dan ekonomi, tetapi juga pada industri otomotif.
Salah satu dampak yang dirasakan adalah kenaikan harga mobil bekas, yang sangat signifikan dalam tiga setengah tahun terakhir.
Dikutip dari laman Carscoops, Selasa 9 Mei 2023, menurut Cox Automotive kenaikan harga mobil bekas di Amerika Serikat dimulai dari berhentinya produksi mobil di seluruh dunia pada musim semi tahun 2020 akibat pandemi Covid-19 yang berlangsung selama beberapa bulan.
Pada awalnya, orang-orang berhenti membeli mobil karena adanya lockdown dan ketidakpastian finansial, tetapi pasar mobil rebound secara tidak terduga dalam waktu yang sangat singkat. Pembeli keluar dari rumah dengan uang tunai di tangan, menyebabkan permintaan akan mobil baru melonjak tajam.
Sementara itu, produsen mobil tidak dapat meningkatkan produksi karena masalah pasokan dan kelangkaan semikonduktor global. Akibatnya, persediaan mobil baru turun dari 3,8 juta unit pada musim semi 2020 menjadi 820.000 pada musim gugur 2021.
Total penjualan mobil oleh produsen mobil adalah 8,1 juta unit lebih sedikit pada periode 2020-2022 dibandingkan dengan periode 2017-2019. Perbedaan yang sangat besar ini berarti jauh lebih sedikit mobil yang berakhir di pasar mobil bekas.
Efek ini diperparah karena dua sumber utama mobil bekas mengalami penurunan yang sangat besar, sewa turun 28 persen dan rental turun 58 persen.
Tidak heran bahwa 2 juta unit persediaan mobil bekas saat ini di Amerika Serikat adalah angka terendah dalam lebih dari satu dekade dan satu juta lebih sedikit dibandingkan dengan level sebelum pandemi.
Brian Finkelmeyer dari Cox Automotive melaporkan bahwa sebelum pandemi Covid-19, rata-rata harga mobil bekas adalah US$19.827 atau setara Rp292 jutaan.
Saat ini, angka-angka tersebut meningkat menjadi US$26.686 atau sekitar Rp393 jutaan atau naik 35 persen, membuat mobil semakin sulit dijangkau oleh pembeli berpenghasilan rendah.
Hal ini dikombinasikan dengan kenaikan signifikan harga mobil baru, akibat biaya produksi yang lebih tinggi dan fokus produsen mobil pada segmen margin yang lebih tinggi.
Sebagian besar orang cenderung mempertahankan kendaraan mereka, lebih lama daripada mencari penggantinya. Berdasarkan ramalan terbaru, tren ini mungkin tidak akan berubah secara dramatis dalam beberapa tahun ke depan, dengan harga mobil tetap lebih tinggi dari normal.