Tesla Setop Sementara Produksi Mobil Listrik, Ini Alasannya

Logo mobil listrik Tesla
Sumber :
  • Dok: Tesla

VIVA Otomotif – Tesla merupakan perusahaan otomotif yang mengembangkan sekaligus menjual mobil listrik ke konsumen, termasuk Indonesia. Mereka telah menjual beragam produk kendaraan dengan harga yang fantastis.

Mantan Karyawan Polisikan Bos Perusahaan Animasi Buntut Dugaan Penganiayaan

Diketahui, perusahaan asal Amerika ini mempunyai mobil listrik unggulan yang sangat diminati oleh para pencinta otomotif. Kendaraan roda empat itu mengarah pada model Y yang disematkan beragam fitur dan teknologi canggih.

Namun, saat ini mobil listrik tersebut tengah mengalami pemberhentian sementara produksi, tepatnya di pabrik Shanghai, China. Mereka melakukan hal ini mulai 25 Desember 2022 hingga 1 Januari 2023 mendatang.

Polisi Kantongi Identitas Bos Perusahaan Animasi yang Eksploitasi Karyawannya, Diduga WNA

Elon Musk Bersama Tesla Cybertruck.

Photo :
  • The Verge.

Dikutip VIVA dari Reuters, Senin 26 Desember 2022, alasan kuat mereka melakukan pemberhentian produksi dikarenakan tengah gelombang infeksi Covid-19 yang terus meningkat di negara tersebut. 

Incar Model Hebat Berbakat, Audisi Ajang Face of Natasha 2024 Digelar di 5 Kota

Salah satu orang internal mengatakan sebagian para pekerja di tempat tersebut mengalami jatuh sakit, setelah angka penyebaran Covid-19 meningkat. Alhasil, menimbulkan tantangan bagi operasi dalam seminggu terakhir.

Adanya permasalahan tersebut, perusahaan yang didirkan Elon Musk ini terpaksa untuk menghentikan operasi bisnis dalam jangka pendek. Perlu diketahui, tempat tersebut telah difokuskan pada pembuatan model unggulannya untuk diekspor, terutama wilayah Asia.

Penangguhan perakitan Model Y di pabrik Shanghai ini akan menjadi bagian dari pemotongan produksi yang direncanakan sekitar 30 persen pada bulan ini. Namun, untuk model lainnya, perusahaan belum mengungkapkan apa mengalami kendala masalah yang sama atau tidak.

Sekadar informasi, selain perusahaan penghentian produksi mereka juga mengalami masalah dengan tingkat inventaris yang tinggi. Hal itu disebabkan pasar terbesar kedua yakni China tengah bersiap untuk penurunan ekonomi. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya