Pangsa Pasar Honda Tak Sesuai Harapan karena Masalah Ini
- Dok: HPM
VIVA Otomotif – PT Honda Prospect Motor (HPM) merupakan salah satu perusahaan otomotif yang menawarkan produk berupa mobil ke konsumen Tanah Air. Ada beragam kendaraan roda empat yang mereka jual mulai dari Sedan, SUV, hingga MPV.
Bahkan beberapa dari jenis tersebut sangat laris manis oleh konsumen Indonesia. Salah satunya model Brio yang berhasil menjadi andalan mereka. Pasalnya, model tersebut berhasil menjual sebesar 5.528 unit (48 persen) pada bulan Oktober lalu.
Meski begitu, perusahaan asal Jepang ini menyatakan bahwa market share atau pangsa pasar tidak sesuai harapan di tahun ini. Hal itu disampaikan langsung oleh Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor, Yusak Billy.
"Kami memiliki rencana awal di tahun (2022) itu market share mencapai 15 persen, namun ternyata saat ini hanya 12,3 persen saja," ujar Billy beberapa waktu lalu di Bali, dikutip VIVA Jum'at 23 Desember 2022.
Lebih lanjut, pria akrab disapa Billy ini memberitahu bahwa permasalahan tersebut dikarenakan ada permasalahan pasokan komponen chip semikonduktor. Diketahui, permasalahan tersebut memang tengah di alami pabrikan otomotif, tidak hanya Honda saja.
"Masalahnya karena terpotong kendala pasokan komponen (chip semikonduktor). Namun untuk tahun depan kami usahakan bahan tersebut kembali normal, sehingga market share bisa meningkat kembali," tambahnya.
Meski tertimpa masalah tersebut, perusahaan berlogo H ini mengalami peningkatan penjualan pada tahun ini. Menurut data mereka, pada periode Januari hingga Oktober 2022 menyentuh di angka 99.983 unit atau sebanyak 46 persen jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Sekadar informasi, terkait produk baru yang dijual yakni WR-V, mereka mengatakan juga ikut kendala terkait permasalahan tersebut. Bahkan Honda Indonesia hanya mampu memproduksi hanya 1.500 hingga 1.700 unit per bulan untuk tahun depan.
"Untuk delivery-nya itu kami masih terbatas hanya 1.700 san unit bulan ini untuk WR-V, dan masih terbatas komponennya, hanya bisa diproduksi 1.500 - 1.700 per bulan," pungkas Billy.