Meski Ada Tantangan, MPV Ini Berhasil Dikonversi Jadi Mobil Listrik

New Toyota Calya 2022
Sumber :
  • Dok: TAM

VIVA Otomitif – Konversi terhadap kendaraan saat ini tengah marak dilakukan di industri otomotif Tanah Air. Pasalnya, kegiatan tersebut sudah diperbolehkan oleh pemerintah yang ingin masyarakatnya beralih mesin tadinya konvensional menjadi listrik.

Swasta Mau Sumbang Tanah Buat Program 3 Juta Rumah, Menteri Ara Usul Fleksibilitas Aturan

Namun sebelumnya ada kegiatan tersebut, ternyata sudah ada produk mobil yang dilakukan pengubahan mesin. Kendaraan roda empat itu mengarah pada Toyota dengan Model Calya yang berhasil menjadi mesin listrik.

Penelitian tersebut dilakukan oleh mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang dipercayai oleh Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) sekalagius wadah dalam perkembangan tersebut. Nantinya mobil yang masuk di segmen MPV Low Cost Green Car (LCGC) ini menjadi listrik.

Rapat Bareng Menkum, Yasonna Singgung soal Titipan RUU dari Pemerintah kepada DPR

Toyota Calya BEV.

Photo :
  • Tangkapan layar

Masih dalam proses, diketahui model yang digunakan Calya transmisi matik ini mengusung Internal Combustion Engine (ICE) berkapasitas 1.200 cc. Kendaraan anyar tersebut akan diubah menggunakan mesin Battery Electric Vehicle (BEV).

Penasaran Mobil Apa Saja yang Jadi Primadona Orang Kaya? Ini Dia 10 Besarnya di 2024!

Dosen & Peneliti Senior Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, Agus Purwadi mengatakan program konversi mobil ini dilakukan untuk efisiensi penggunaan bahan bakar lebih rendah. Saat ini proses tersebut masih berjalan dan memasuki fase evaluasi.

"Model ini sengaja dipilih karena sesuai dengan daya beli masyarakat Indonesia. Ditambah komitmen pemerintah dalam peralihan kendaraan listrik dan penurunan emisi gas buang yang dihasilkan mesin konvensional," ujar Agus beberapa waktu lalu di Bandung, dikutip VIVA Selasa 6 Desember 2022.

Lebih lanjut, dirinya memberitahu bahwa pihaknya sudah melakukan uji coba pada mobil Cayla yang konversi menjadi mesin listrik ini. Bersama tim, mereka melakukan pengujian pada jalanan berbukit dan kompatibilitas pengisian baterai di SPKLU tipe konekai CS2.

"Sudah di uji coba, sehingga sesuai dengan SPKLU-nya juga oke. Kami berharap ini tetap berlanjut di tahun berikutnya, sehingga kami bisa menyelesaikannya sesuai harapan," tambahnya.

Meski begitu, Agus masih menemukan beberapa tantangan yang dihadapi pada mobil listrik hasil konversi ini. Salah satu tantangan dihadapi adalah terkait aspek keselamatan yang tengah diusahakan sesuai standar internasional.

"Kalau wajib jalan dan berfungsi mungkin tidak masalah, yang jadi masalah kalau kami lihat standar internasional ataupun homologasinya, kami harus memenuhi aspek keselamatan yang sangat ketat,” jelas Agus.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya