BMW Tertarik Bikin Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia

Mobil listrik baru BMW di GIIAS 2022
Sumber :
  • VIVA Otomotif/Muhammad Thoifur

VIVA Otomotif – Perkembangan kendaraan listrik saat ini tengah didorong baik dari institusi negara maupun produsen. Hal itu dilakukan untuk mengurangi gas emisi buang yang dihasilkan oleh mesin konvensional supaya lebih ramah lingkungan.

Memikat Hati Konsumen Indonesia Lewat Omnichannel

Salah satu produsen mobil mewah, BMW menyampaikan pendapatan terkait kendaraan listrik di Indonesia. Hal tersebut diungkap langsung Vice President of Customer Support BMW Group Indonesia, Ariefin Makaminan yang menyampaikan mobilitas kendaraan masa depan yakni EV perlu adanya strategi panjang.

"Kalau dari sisi kami, mobilitas kendaraan masa depan merupakan strategi sangat panjang. Berbicara EV sejatinya kami sudah cukup lama memperkenalkan sejak tahun 2014. Kami lihat perkembangannya sangat lama sampai sekarang masih perlu adanya tantangan," ujar Ariefin di Sirkuit Internasional Mandalika, NTB, dikutip VIVA Jum'at 14 Oktober 2022.

Honda Resmikan Pabrik EV Pertama, Lokasinya Bukan di Jepang

Acara seminar Future of Mobilitas dari Shell di Sirkuit Internasional Mandalika

Photo :
  • VIVA Otomotif/Muhammad Thoifur

Dia memberitahu bahwa tantangan dari kendaraan listrik di Tanah air adalah komponen. Sebagai salah satu yang memproduksi kendaraan ramah lingkungan, perlu adanya komponen utama seperti baterai. Diketahui, benda tersebut masih belum bisa diproduksi di Tanah Air.

Alasan BMW Belum Bikin Mobil Elektrifikasi di Indonesia

"Kami sebagai perusahaan otomotif, kalau boleh dibilang begitu banyak kemajuan, memasuki pasar EV. Namun kami lihat komponen dari baterai itu masih diimpor dari luar negeri dan di Indonesia masih belum ada," Tambahnya.

Perusahaan asal Jerman ini mengungkapkan pihaknya memiliki rencana untuk membuat pabrik di Indonesia, khusus memproduksi kendaraan listrik. Pasalnya, kendaraan ramah lingkungan tersebut di Tanah Air memiliki penjualan cukup baik dan meningkat di setiap tahunnya.

"Kami sudah berkomitmen untuk membuat pabrik di Indonesia. Apalagi di sini merupakan salah satu produsen bahan nikel terbesar di dunia," jelasnya.

Meski begitu, saat ini BMW masih mengalami beberapa masalah terkait produksinya seperti sulitnya bahan semikonduktor yang hampir semua produsen mengalami masalah ini. Apalagi permintaan yang terus bertambah dan tinggi membuat mereka harus berusaha untuk memenuhi permintaan konsumen.

"Ini adalah strategi secara bersama yang tidak bisa dilakukan sendiri, baik itu partner dan pekerja. Semua peluang itu kami lihat, untuk ke depannya memproduksi kendaraan listrik agar lebih baik," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya