Cuma Merek Ini yang Gak Mau Bikin Mobil Listrik, Kok Bisa?

Bugatti Centodieci
Sumber :
  • Bugatti

VIVA Otomotif – Ada berbagai cara untuk menekan polusi udara demi menuju era ramah lingkungan, salah satunya mengurangi pemakaian kendaraan berbahan bakar yang menghasilkan emisi karbon.

Produk Lokal Ini Bisa Atasi Ancaman Bahaya Kebakaran Baterai di Kendaraan Listrik

Hampir semua pabrikan mobil di dunia fokus menciptakan produk bertenaga listrik. Namun ada juga sebagian yang masih mengandalkan teknologi hybrid, atau mengkombinasikan mesin bensin dengan dinamo.

Bugatti Chiron Pur Sport

Photo :
RI Ekspor Bahan Baku Baterai EV ke Pabrik Tesla Bulan Ini, Bahlil Dorong Selanjutnya Katoda

Mobil listrik dipercaya menjadi salah satu solusi menekan emisi, meski tidak informasi terkait polusi yang dihasilkan dari pabrik mereka saat menciptakan baterai, dan komponen lainnya.

Namun dengan memanfaatkan tenaga listrik sebagai penggerak utama roda, secara tidak langsung sudah membantu mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.

Menepati Janji, Mobil Listrik Jerman Ini Siap Dibuat di Indonesia

Meski begitu, Bugatti punya alasan tidak tertarik membuat mobil bertenaga listrik murni, meski secara global merek premium atau pesaingnya seperti Ferrari, Aston Martin, Rolls-Royce sedang membuat mobil tanpa emisi.

Chief Executive Officer Bugatti, Mate Rimac mengatakan, merek ini memiliki pandangan berbeda terkait perkembangan zaman, dan selera konsumennya. Sehingga dalam beberapa tahun ke depan tidak akan ada kendaraan listrik.

“Versi listrik murni tidak termasuk dalam rencana 10 tahun kami untuk Bugatti,” ujar pemilik sekaligus pendiri merek mobil listrik Rimac Automobile dikutip Carscoops, dari Automobilewoche, Selasa 13 September 2022.  

Masih menurut sumber yang sama, tidak semua orang kaya di dunia menyukai kendaraan listrik yang bentuknya hyper car, karena mereka membutuhkan sensasi suara mesin yang besar ketika berkendara, atau memacu adrenalin.

Menurutnya, mobil terbaru Bugatti ke depannya akan mengadopsi teknologi hybrid, salah satunya melalui PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle), sehingga pengguna masih bisa merasakan sensasi berkendara tanpa suara. Karena dalam jarak tertentu roda sepenuhnya digerakkan tenaga listrik.

“Saya ingin Bugatti hybrid memiliki jarak tempuh hingga 50 kilometer, agar lebih bermanfaat bagi penggunanya,” tutur Rimac kepada media asal Jerman tersebut.

Artinya hyper car asal Perancis itu lebih unggul jika sudah diproduksi massal, karena Ferrari SF90, dan Ferrari 296 GTB hybrid hanya memiliki jarak tempuh 25 km saat rodanya digerakkan listrik seutuhnya, tanpa bantuan mesin.

Kemudian McLaren Artura hanya menawarkan jarak 19 km ketika gaya berkendara dengan tenaga listrik seutuhnya diaktifkan.

Tidak ada informasi terkait hypercar versi hybrid buatan Bugatti itu, namun sang desainer sebelumnya sempat menyebutkan bahwa mesin bensin 16 silinder dengan konfigurasi W16 yang menjadi andalannya tidak akan lagi digunakan.

Terutama pada model Chiron, aka nada powertrain listrik yang lebih kecil untuk membantu tenaganya menjadi lebih besar tanpa harus menggendong mesin bensin dengan jumlah silinder yang banyak.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya