Transjakarta Targetkan 10 Ribu Unit Armada Bus Listrik di 2030
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Otomotif – Transjakarta saat ini menjadi salah satu moda transportasi andalan warga Ibu Kota. PT Transjakarta melayani ratusan ribu penumpang setiap harinya, sejak beroperasi hingga kini sudah melayani 13 koridor.
Guna mengurangi emisi karbon di sektor transportasi dan mengurangi polusi, PT Transjakarta menghadirkan armada bus berbasis listrik untuk masa depan. Kendaraan ramah lingkungan ini telah melewati proses kajian yang mendalam, kehadiran bus listrik ini sebagai pertanda semakin majunya teknologi dan elektrifikasi kendaraan di Indonesia.
Bus listrik memakai baterai sebagai sumber tenaga untuk menggerakan motor listrik. Armada bus ini memiliki kapasitas baterai dengan jarak tempuh hingga 250km atau 17 jam beroperasi dengan proses pengisian daya yang cepat, yakni 1,5 - 2 jam saja.
Bus listrik Transjakarta ini menjadi salah satu armada pertama berbasis listrik yang hadir di Indonesia, khususnya Jakarta. Adanya bus listrik diharapkan menjadi kendaraan masa depan dalam transportasi publik.
"Program ini sudah lama, terutama pionernya Transjakarta. Mungkin karena pandemi banyak yang tertunda. Tapi Alhamdulilah sudah berjalan sejak Maret lalu. Dan sekarang sudah stabil opersionalnya di koridor-koridor yang dilayani," ujar Sekjen Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Harya S. Dillon di tvOne, Kamis 21 Juli 2022.
Transjakarta targekan 100 bus listrik, untuk saat ini sudah ada 30 dan 2030 hingga 10 ribu bus listrik. Dillon menilai apa yang dilakukan oleh Transjakarta ini sebaiknya dilakukan oleh Kota-kota lainnya, dan dimulai dari bus listrik.
"Jadi mulai saat ini PT Transjakarta hanya akan pengadaaan bus listrik. Unit-unit yang saat ini diesel, akan diremajakan dan diubah ke bus listrik. Nah itu yang perlu dijadikan model oleh pengelola transportasi publik lainnya," ujar
"Jadi saya usul, apakah Bandung, Surabaya yang baru sistemnya seperti Transjakarta, langsung aja mulai ke listrik. Soalnya kalau mau diesel, butuh 7 tahun lagi untuk peremajaannya ke listrik jadi terlambat. Saat ini Semarang sudah berjalan baik, harus mulai berpikir meremajakan armada mereka dengan unit-unit bus listrik," tambahnya.
Sementara itu, Direktur Institute for Transportation and Development Policy (ITDP),Faela Sufa, menilai penerapan bus listrik di Jakarta sebagai turunan dari Perpres No.55 tahun 2019. Yaitu, percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
"Sudah ada 2 rute di 30 bus listrik (transjarkata). Itu bisa mengcreate ekosistem untuk kendaraan listrik untuk moda-moda lainnya. Kenapa dimulai dengan angkutan umum dulu karena rute Transjakarta sudah fix. Jadi gampang kita menyediakan teknologi baterainya," ujarnya.
Kontribusi dari bus listrik untuk mengurangi energi BBM dan fosil sungguh besar, khususnya bus listrik di Jakarta. Dari analisis ITDP dengan elektrifikasi dan bus listrik Transjakarta di 2030 yang semua armadanya jadi bus listrik.
"Itu bisa mengurangi secara signifikan yakni 1 juta ton C02. Karena kendaraan pribadi hanya berapa kilometer. Tapi dengan angkutan umum bisa sampai 200km, jadi efisiensi polusi udara bisa turun secara drastis," papar Faela Sufa.