Pabrik Toyota di Jepang Kembali Didera Masalah
- VIVA/Purna Karyanto
VIVA  – Toyota Motor Corp memberitahu bahwa pabrik yang berada di Jepang, tepatnya di wilayah Aichi sedang mengalami masalah. Setidaknya ada 130 afiliasi bisnis perusahaan tersebut menghadapi gangguan pasokan air.
Diketahui, hal itu disebabkan oleh kebocoran besar yang berpotensi mempengaruhi operasi mereka. Saat ini, perusahaan yang didirikan tahun 1937 menjadi salah satu penghasil mobil terbesar di dunia. Adanya masalah tersebut, membuat produksi mereka menjadi terhambat.
Menurut operator di sana, kebocoran pertama kali terdeteksi pada hari Minggu, 15 Mei 2022. Saat ini, masalah tersebut semakin parah lantaran fasilitas untuk menyimpan air pabrik tidak berfungsi. Apalagi Pejabat Prefektur Aichi memberitahu tidak ada penyimpanan air untuk saat ini karena berapa bisnis di Jepang telah menekan pasokan.
Dikutip VIVA Otomotif dari JapanToday, Kamis 19 Mei 2022, Toyota mengatakan akan melanjutkan operasi pabrik dengan menggunakan air sumur. Cara tersebut sebagai penanganan utama untuk bisa mendinginkan dan membersihkan komponen di berbagai operasi industri mereka.
Lebih lanjut, perusahaan dengan julukan mobil sejuta umat itu sedang memeriksa dampaknya pada operasi, khususnya produk kendaraan. Jika dibiarkan, maka akan berpengaruh terhadap pasokan mereka di masa mendatang.
Meski begitu, perusahaan memberitahu bahwa masalah ini tidak akan mempengaruhi stabilitas pasokan listrik yang saat ini sedang dikembangkan untuk memproduksi kendaraan listrik. Namun, adanya masalah itu mereka harus meminimaisir pemakaian air sebaik mungkin untuk produknya.
Sementara itu, Biro Kementerian Pertanian di Jepang mengatakan bahwa penyebab kebocoran tersebut disebabkan oleh lubang yang berada di dasar waduk. Adanya hal itu, instalasi penjernihan air tidak dapat mengendalikan jumlah air yang dibutuhkan.
Sedikit informasi, saat ini Toyota yang berada di negaranya sedang menyiapkan model baru bernama Toyota Crown, sebuah kendaraan SUV dengan versi hybrid. Nantinya, produk barunya itu akan dipasarkan di Jepang, Cina dan Amerika Utara.