Puluhan Ribu Mobil Ford Tak Bisa Dijual Gara-gara Ini
- Dok: Ford
VIVA – Baru-baru ini Ford Motor Co membeberkan beberapa masalah yang tengah dialami mereka. Sebagai produsen mobil, perusahaan bersikeras untuk tetap mempertahankan harga kendaraan yang dijual demi mengimbangi biaya.
Chief Financial Officer, John Lawler menyebut kinerja perusahaan saat ini sedang "Bercampur Baur" karena kekurangan chip semikonduktor yang memukul perusahaan dengan keras. Masalah tersebut mengakibatkan produk unggulan tipe pickup F-Series dan Expedition terhambat.
Dikutip VIVA Otomotif dari Reuters, Kamis 28 April 2022, setidaknya sekitar 53.000 unit kendaraan produksinya tertahan gara-gara kekurangan chip. Bahkan dampaknya cukup besar seperti kenaikan inflasi bahan baku dan suku bunga.
Untuk menangani masalah tersebut, perusahaan asal Amerika itu sedang agresif dalam memotong biaya sebelum kemungkinan inflasi lebih lanjut. Cara tersebut menjadikan perusahaan mendapatkan pendapatan operasional yang cukup untuk menutupi masalahnya.
Dalam data pembukuannya, perusahaan memberitahu pendapat operasional mencapai US$2,3 miliar atau sekitar Rp33 triliun pada kuartal pertama. Meski begitu, angka tersebut masih jauh ekspektasi perusahaan yang tahun sebelumnya mencapai US$3,9 miliar atau setara Rp56 triliun.
Sementara itu, terkait harga kendaraan, Ford menegaskan kembali diperkirakan akan mendapatkan keuntungan dalam satu tahun penuh mencapai US$11,5 miliar hingga US$12,5 miliar atau sekitar Rp166 triliun mencapai Rp181 triliun.
Untuk memenuhi pendapatnya tersebut, perusahaan mengeluarkan beberapa produk baru, termasuk pikap listrik F-150 Lightning yang mulai diperkenalkan kepada pelanggan setianya. Digadang-gadang kendaraan tersebut dapat mengembalikan kejayaan perusahaan.
Sedikit informasi, saat ini memang industri otomotif di segmen global sedang menghadapi krisis pasokan chip semikonduktor. Banyak beberapa penyebab benda tersebut menjadi langka, salah satunya naiknya permintaan peralatan elektronik.
Hal tersebut menjadikan beberapa produsen harus bersaing untuk mendapatkan chip. Namun kondisi semakin parah, hingga akhirnya sejumlah pabrikan otomotif seperti Ford mengumumkan pembatasan selama beberapa waktu.