Aplikasi Ecommerce Mobil Klasik Hadir di Indonesia

Ilustrasi mobil klasik.
Sumber :
  • Dok: Batok

VIVA – Tren memiliki mobil klasik sebenarnya sudah ada sejak lama di Indonesia. Namun, baru dua tahun belakangan ini peminatnya semakin banyak.

Mau Beli Mobil Second yang Aman? Simak Tips & Trik Agar Tidak Tertipu

Pangsa pasarnya juga berubah, jika dahulu sang pemilik umumnya mereka yang sudah berumur maka kini tidak sedikit dari mereka yang berasal dari generasi milenial.

Definisi kendaraan klasik juga kini tidak terbatas pada tahun pembuatan dan merek, tapi sudah bergeser berdasarkan karakter, status sosial, jumlah, kondisi, tingkat kelangkaan dan yang pasti bentuknya.

Pria di Pulogadung Sadar dan Tanpa Pengaruh Alkohol Aniaya Pengendara Mobil hingga Tewas

Mobil klasik juga merupakan warisan seseorang bagi penerusnya, yang bisa memberikan citra nostalgia dan sentuhan emosional meski hanya sekadar dipandang.

Klasifikasi mobil klasik saat ini pun tanpa ada batasan, mulai dari generasi kuno atau antik, retro hingga vintage yang harganya mulai dari puluhan juta  bahkan hingga miliaran rupiah. Tak heran, jika kemudian banyak yang meliriknya sebagai investasi.

Cara Mudah dan Hemat Beli Barang dari China dengan Ducking.id

Berdasarkan dari fenomena  tersebut, tercetus ide kreatif dari sosok yang sudah tidak asing di dunia otomotif, yaitu Muhammad Al Abdullah atau yang sering disebut Memet.

Ilustrasi mobil klasik

Photo :
  • Dok: Batok

Mantan pendiri dan CEO Garansindo Group itu membuat gebrakan, dengan memanfaatkan momentum pandemi saat ini. Ide itu dituangkan dalam bentuk aplikasi digital bernama Bandar Oto Klasik, atau disingkat dengan Batok.

“Batok merupakan aplikasi ecommerce pertama di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara yang menggabungkan marketplace dan lelang sekaligus, khususnya kendaraan klasik,” ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip VIVA Otomotif Kamis 31 Maret 2022.

Memet melihat, bahwa pasar, pergeseran tren, komunitas, dan harga mobil klasik mengalami kenaikan yang sangat pesat. Atas dasar itu, ia menciptakan aplikasi tersebut. 

Memet kemudian mendelegasikan aplikasi itu kepada anak sulungnya, Fathan sebagai Chief Marketing Officer yang kemudian menggandeng Hassan Judin sebagai Chief Technology Officer, serta Andri Renreng sebagai Chief Operation Officer.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya