Jangan Kaget Lihat Koleksi Mobil Gubernur yang Melarang Gunakan Solar
- VIVA/Putra Nasution
VIVA – Penjualan solar bersubsidi di Provinsi Sumatera Utara dilarang, oleh Gubernur Edy Ramhayadi melalui surat edaran nomor 541/3268 tentang Pengendalian Pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) tertentu jenis solar.
Dalam surat edaran yang ditandatangani orang nomor satu di Sumut tersebut, dijelaskan bahwa kendaraan dinas milik instansi pemerintah, badan usaha milik negara, TNI, polri, dilarang menggunakan solar bersubsidi.
“Kecuali kendaraan untuk pelananan umum seperti ambulans, mobil jenazah, mobil pemadam kebakaran, dan mobil pengangkut sampah,” tulis surat edaran yang diterbitkan pad Rabu 23 Maret 2022 tersebut.
Bahan bakar subsidi yang digunakan mesin diesel tersebut juga dilarang untuk kendaraan pengangkut barang yang beroperasi di perkebunan, kehutanan, dan pertambangan. Lantas gimana dengan koleksi mobil Edy Rahmayadi?
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara, dikutip VIVA Otomotif Kamis 24 Maret 2022, Gubernur Sumut tersebut hanya memiliki dua unit mobil. Kendaraan itu masuk dalam pundi-pundinya di 2019 lalu, secara total nilainya Rp23 miliaran.
Dari angka tersebut, mantan Kepala Staff TNI AD itu hanya memiliki dua unit Honda Jazz. Yang pertama lansiran 2011 seharga Rp140 juta, dan 2015 ditaksir Rp220 juta saat itu. Diketahui, mobil tersebut bukan dalam kategori bermesin diesel.
Artinya tidak membutuhkan solar sebagai bahan bakarnya. Sebab Honda Jazz memiliki mesin bensin berkapasitas 1.500cc empat silinder SOHC, tenaga maksimal yang dapat disemburkan mencapai 120 dk di 6.600 rpm, dan torsi 145 Nm di 4.800 rpm.
Tenaganya itu disalurkan melalui transmisi manual, dan matik ke roda depan. Kini nasib mobil jenis hatchback tersebut hanya tinggal kenangan. Pasalnya PT Honda Prospect Motor sebagai produsen sudah menyetop penjualannya.
Mobil yang sempat menjadi popular di kalangan anak muda tersebut disuntik mati, dan digantikan All New City Hatchback RS yang hadir di RI pada Maret 2021. Hal itu dikarenakan, desain All New Jazz di Jepang tidak sesuai selera pasar.