Perusahaan Mobil Aliansi Toyota Mengaku Curang saat Uji Emisi

Truk hino
Sumber :

VIVA – Setiap negara memiliki aturan berbeda-beda terkait ambang batas emisi gas karbon yang dihasilkan dari mesin pembakaran kendaraan bermotor. Pabrikan akan menyesuaikan aturan tersebut sebelum produk buatannya dijual.

Ustaz Ramdani Jadi Salah Satu Korban Tewas Kecelakaan Bus Peziarah di Tol Cipularang

Artinya jika emisi yang dihasikan dari kendaraan tidak sesuai aturan pemerintah setempat, maka tidak boleh dijual ke pasar karena dianggap melanggar, atau mencemari lingkungan.

Sehingga jika suatu brand atau pabrikan ketahuan berbuat curang dalam menyetorkan hasil uji emisi kendaraan buatannya akan ada sanksi. Baru-baru ini Hino sebagai brand aliansi Toyota tersandung kasus tersebut.

Fakta-fakta Kecelakaan Maut Tol Cipularang: Kronologi hingga Jumlah Korban Jiwa

Berdasarkan informasi yang diberitakan Kyodonews, dikutip Viva Otomotif, Selasa 8 Maret 2022, truk Hino yang diproduksi sejak 2016 ketahuan memiliki data emisi gas buang yang tidak sesuai dengan kenyataannya.

Tercatat lebih dari 115 ribu mesin buatan Hino menghasilkan emisi karbon yang tidak sesuai dengan standar euro di Jepang. Perusahaan asal negeri sakura itu mengakui perbuatan curangnya kepada otoritas transportasi.

Kecelakaan Maut di Tol Cipularang KM 80 Diduga Karena Sopir Ngantuk

Perusahaan berlogo H gemuk tersebut telah melaporkan masalah tersebut kepada Kementerian Pertahanan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata, serta Kementerian Ekonomi Perdagangan dan Industri Jepang.

Sebagai spesiaslis kendaraan komersial, Hino bukan sekadar menciptakan mesin untuk truk, dan bus miliknya, namun enjin buatan mereka juga digunakan untuk beberapa bus Isuzu sebagai brand aliansinya.

“Karyawan merasa tertekan untuk mengikuti jadwal yang ketat, dan memenuhi target numerik,” ujar Presiden Hino Motors Ltd, Satoshi Ogiso dalam keterangan resminya saat konfrensi pers di Tokyo, Jepang baru-baru ini.

Mantan Managing Officer Toyota Motor Corporation tersebut menjelaskan, sekitar 35 persen atau 22 ribu kendaraan yang dipasarkan di negeri sakura per tahunnya akan ditangguhkan, karena memiliki hasil emisi yang tidak sesuai aturan.

Artinya truk, atau bus yang mengandalkan mesin buatan Hino itu akan ditarik dari pasaran, atau pemiliknya. Namun tidak ada penjelasan, akan dilakukan perubahan komponen agar standar emisinya sesuai, atau diganti unit baru.

Dengan adanya kasus manipulasi data tersebut, Departemen Kehakiman Amerika Serikat turut melakukan penyelidikan terhadap produk-produk Hino yang beredar di negeri paman sam.

Melansir Nikkei Asian Review, sejak 2018 ada beberapa brand Jepang yang terciduk memalsukan data emisi gas buangnya, seperti Suzuki, Mazda, Yamaha, hingga Mitsubishi. Artinya kasus Hino menambah deretan brand asal Jepang yang curang dalam melaporkan data tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya