Pembiayaan Kendaraan Terbantu Adanya Diskon PPnBM

Pengunjung menaiki mobil yang dipamerkan dalam IIMS Hybrid 2021 di JiExpo.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa

VIVA – Pada Maret hingga Desember tahun lalu, pemerintah memberikan diskon pajak barang mewah atau PPnBM untuk beberapa mobil yang dijual di Indonesia. Besarannya bervariasi, mulai belasan hingga puluhan juta rupiah.

HMID Ungkap Alasan New Hyundai Tucson Belum Dirakit Secara Lokal

Adanya relaksasi yang digelar untuk membantu pemulihan ekonomi itu, ternyata tidak hanya membantu para produsen maupun pembeli saja. Para pekerja alat angkut hingga penyedia jasa pembiayaan kendaraan, juga mendapat manfaat dari naiknya angka penjualan.

"PPnBM sangat membantu pergerakan di sektor otomotif. Selain dampak langsung pada perusahaan pembiayaan, ini juga membantu berputarnya kegiatan di industri otomotif seperti pabrikan, supplier yang kembali bergerak," ujar Presiden Direktur Adira Finance, Hafid Hadeli di konferensi pers virtual, dikutip VIVA Otomotif Jumat 11 Februari 2022.

Benarkah Mobil Gerak Roda Depan Kurang Jago Nanjak?

Hafid menuturkan, penjualan wholesales mobil baru dan sepeda motor baru secara domestik pada tahun lalu jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, meningkat masing-masing sebesar 67 persen year-on-year dan 38 persen year-on-year, menjadi 887 ribu unit dan 5,1 juta unit.

Adira Finance pada 2021 mencatatkan pembiayaan baru sebesar Rp25,9 triliun, naik 39 persen jika dibandingkan dengan tahun seelumnya. Seluruh segmen mengalami kenaikan terutama pada segmen mobil baru, mobil bekas dan sepeda motor baru.

Mobil Nanjak Jalannya Mundur, Enggak Bahaya Tah?

Sementara itu, piutang pembiayaan yang dikelola perusahaan tercatat masih menurun sebesar 8 persen year-on-yea,r dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi Rp40,4 triliun di 2021.

Acara Adira Finance

Photo :
  • Dok: Adira Finance

Penurunan pada piutang yang dikelola sebagian disebabkan rundown portfolio yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pembiayaan baru, karena penjualan belum kembali ke tingkat pra-COVID.

Pada 2021, perusahaan telah memberikan restrukturisasi kepada nasabah yang terdampak oleh krisis ekonomi akibat adanya pandemi COVID-19.

Per Desember 2021, jumlah kumulatif nasabah yang pinjamannya telah direstrukturisasi ada sebanyak Rp19 triliun, sementara akun yang masih dalam periode penundaan pembayaran angsuran hanya sebesar Rp34 miliar.

“Tahun ini diperkirakan penjualan masih tumbuh, untuk motor kira-kira 10 persen dibandingkan 2021. Proyeksi pembiayaan akan naik ke 25 persen dibandingkan 2021. Target kami itu, dan Lebaran seperti biasa menjadi momen pertumbuhan penjualan otomotif,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya