Ini Alasan DFSK Super Cab Bisa Sukses di Indonesia
- Dok: Sokoindo Automobile
VIVA – Dongfeng Sokon atau biasa dikenal dengan nama DFSK, merupakan salah satu produsen otomotif asal Tiongkok yang aktif berkiprah di Indonesia. Mereka memiliki satu model yang jadi andalan, yaitu DFSK Super Cab.
Mobil tersebut merupakan kendaraan niaga dengan wujud pikap, yang digunakan oleh para pebisnis untuk menjalankan bisnis mereka. Selain Super Cab, DFSK juga menawarkan model sport utility vehicle dengan nama Glory.
Sales and Marketing Director PT Sokonindo Automobile sebagai agen pemegang merek DFSK di Tanah Air, Cing Hok mengatakan bahwa ada alasan khusus mengapa mereka bermain di segmen kendaraan niaga ringan.
“Pemain mobil pikap di Indonesia masih sedikit, bisa dihitung jari. Itu sebabnya DFSK bermain di segmen ini, dan hasilnya cukup menjanjikan,” ujarnya saat ditemui di Jambi, dikutip VIVA Otomotif Sabtu 18 Desember 2021.
Meski persaingannya belum ketat seperti kendaraan penumpang, namun DFSK tidak mau asal-asalan dalam menghadirkan model DFSK Super Cab. Mereka terjun di pasar otomotif nasional dengan serius, mulai dari pabrik yang menggunakan teknologi robot hingga mencari desain yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Pabrik DFSK yang berada di Cikande, Serang, Banten memiliki luas 20 hektare dan mulai beroperasi sejak 2017. Fasilitas produksi itu juga sudah menerapkan standar teknologi industri 4.0 dan Flexible Manufacturing System atau FMS.
Layanan purna jual juga sangat diperhatikan, demi bisa memberikan yang terbaik ke konsumen. Demikian pula dengan kemudahan untuk memiliki unit mobil yang dibanderol Rp138 jutaan tersebut.
“Harga lebih baik dari kompetitor, kemudian garansi lebih panjang, yakni tiga tahun atau jarak tempuh 100 ribu kilometer. Paket kredit dari jasa pembiayaan juga membuat konsumen merasa cocok,” tuturnya.
Hal lain yang juga menjadi andalan di DFSK Super Cab, yakni konsumsi bahan bakarnya. Saat diuji langsung di area Jambi, pikap bermesin 1.500cc tersebut mampu menempuh jarak 12,83 kilometer per satu liter bensin. Sementara, hasil uji Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi menunjukkan angka 13,59 km per liter.