Bahaya di Balik Parfum Mobil
- Youtube
VIVA – Interior mobil biasanya terdapat pengharum ruangan, atau parfum mobil yang berfungsi agar interior mobil menjadi lebih harum, namun ternyata pengharum ruangan tersebut dapat menjadi penyebab orang mabuk perjalanan
Dalam dunia medis, kecenderungan mual atau mabuk perjalanan bisa ditangkal menggunakan pil yang mengandung zat dimenhidrinat. Pil tersebut banyak dijual di apotek maupun warung terdekat. Kendati demikian, mengonsumsinya secara rutin sangat tak disarankan.
Dilansir dari Medical News Today, mabuk perjalanan sering juga dikenal sebagai motion sickness. Menariknya, menurut penelitian yang dilakukan pakar kedokteran asal Orlando, Amerika Serikat, Hilary Hawkins, penyebab utama motion sickness bukan berasal dari guncangan kendaraan, melainkan ada hal lain yang lebih dominan.
Seperti misalnya bau parfum pengharum ruangan, karena mencium aroma wangi yang menyengat dalam waktu lama bisa mempengaruhi saraf dan peredaran darah, karena dua indera itu terhubung ke penciuman.
Selain itu, seperti dikutip VIVA Otomotif dari Seva.id, Selasa 19 Oktober 2021, memasang pewangi mobil merupakan hal yang wajar, namun akan timbul risiko besar apabila hal itu dilakukan secara berlebihan.
Ada efek samping lain yang lebih berbahaya, yakni gangguan penapasan, gangguan janin hingga menderita kanker.
Untuk mencegah timbulnya risiko tersebut dan tetap bisa mendapatkan aroma segar, maka yang dibutuhkan adalah kejelian saat memilih produk pewangi kabin.
Saat ini parfum mobil tersedia dalam berbagai jenis dan bentuk, mulai dari cair, gel hingga padat. Penempatannya dapat dilakukan di kaca spion tengah, dasbor maupun kisi-kisi AC.
Bahan dasar pembuatan pewangi mobil ini terbagi menjadi dua, yakni air dan minyak. Jika dilihat dari tingkat keawetannya, maka yang dibuat dari minyak lebih tahan lama. Tak heran jika kemudian produk ini dijual lebih mahal.
Namun, justru bahan baku tersebut lebih berbahaya karena dalam pemrosesan memakai bahan-bahan kimia seperti pelarut jenis isoparafin dan diethyl phthalate.