Teknologi Elektrifikasi Nissan Hapus Stigma Mobil Listrik
- Nissan Indonesia
VIVA – Tidak semua teknologi baru bisa diadopsi dengan cepat oleh masyarakat, ada beberapa yang dianggap masih terlalu canggih sehingga banyak yang takut memanfaatkannya.
Contohnya yakni kehadiran mobil listrik, kendaraan masa depan yang saat ini sudah populer di banyak negara namun sayangnya jumlah peminat di Tanah Air masih sangat sedikit.
Beberapa alasan yang membuat mobil canggih itu kurang diminati, mulai dari kekhawatiran akan korsleting, jarak tempuh yang pendek hingga waktu pengisian baterai yang dianggap kurang cepat.
Namun, semua stigma itu sebenarnya sudah dipatahkan sejak dahulu oleh salah satu pabrikan otomotif asal Jepang, yakni Nissan. Pabrikan kendaraan tersebut pada 2010 meluncurkan mobil yang diberi nama Nissan LEAF.
Model ini meraih banyak sekali penghargaan, mulai dari European Car of the Year, Car of the Year hingga Car of the Year Japan. Area penjualannya yakni di 59 negara, mulai dari Amerika Serikat dan wilayah Eropa, hingga China, Filipina dan Indonesia.
Sejak resmi dipasarkan di berbagai negara pada 11 tahun lalu, hingga 2020 Nissan LEAF yang kini hadir dalam generasi kedua sudah terjual lebih dari 500 ribu unit dan dinobatkan sebagai mobil listrik terlaris di dunia selama bertahun-tahun.
Pada 2019 mereka menerima penghargaan ENERGY STAR Partner of the Year, karena berhasil menghemat energi sebanyak 7 juta British Thermal Unit atau BTU melalui ratusan ribu unit Nissan LEAF yang sudah menempuh jarak total 11 miliar kilometer.
“Peluncuran The All-New Nissan LEAF ini menunjukkan komitmen Nissan untuk membawa mobilitas elektrifikasi semakin dekat bagi masyarakat Indonesia. Kami percaya, bahwa The All-New Nissan LEAF akan mengubah cara konsumen mobil di Indonesia berkendara dan menikmati kehidupannya,” ujar Presiden Direktur PT Nissan Motor Distributor Indonesia, Evensius Go belum lama ini.
Pandangan negatif tentang mobil listrik yang tidak bisa digunakan untuk jarak jauh, tidak berlaku di Nissan LEAF karena mobil ini mampu menempuh jarak 311 km atau setara dengan penggunaan rata-rata harian 40 km selama satu pekan.
Waktu pengisiannya juga tidak lama, apabila memanfaatkan aliran listrik di rumah maka proses tersebut bisa dilakukan saat malam hari dan esoknya mobil sudah bisa digunakan kembali.
Nissan juga memiliki solusi untuk mereka yang masih ragu meninggalkan kebiasaan mengisi bensin, yakni dengan menghadirkan Nissan Kicks. Teknologi e-Power yang disematkan membuat pengguna tidak perlu repot mengecas, karena proses itu dilakukan secara otomatis melalui mesin tiga silinder berkapasitas kecil yang ada di mobil.
Salah seorang warga yang tertarik memiliki Nissan Kicks e-Power, yakni Hendra mengatakan bahwa ada dua hal yang ia sukai dari mobil tersebut.
“Enggak perlu ribet dicas, bisa langsung isi bensin jadi bisa dibawa jauh. Saya juga suka dengan fitur All Around View Monitor, aman buat saya yang baru bisa nyetir,” ungkapnya kepada VIVA Otomotif, Jumat 8 Oktober 2021.
Terkait harga jual, Evensius menjelaskan bahwa ke depannya NMDI akan berupaya menghadirkan produk Nissan dengan teknologi elektrifikasi yang ditawarkan dengan harga lebih terjangkau.
“Doakan ada produk mobil listrik yang di segmen itu, yang bisa kami bawa ke Indonesia. Mobil penumpang dan SUV (Sport Utility Vehicle) juga ada. Arahnya akan ke teknologi, ke e-Power. Yang utama bagi kami adalah mendukung program pemerintah,” tutur Evensius.