Beli Mobil Fortuner Bisa Pakai Kedelai dan Jagung
- dok. TMMIN
VIVA – Pada zaman dahulu, untuk bisa mendapatkan barang maka orang harus menukarnya dengan barang lain yang ia miliki. Sistem ini biasa dikenal dengan istilah barter.
Namun sejak uang diciptakan, maka sistem tersebut sudah ditinggalkan. Namun, ternyata kini cara dagang era 1800-an itu kembali dipraktikkan oleh Toyota.
Konsumen yang hendak membeli mobil model tertentu seperti Fortuner, bisa melakukan pembayaran dengan menggunakan hasil bumi yang mereka miliki. Mulai dari kedelai, hingga jagung.
Dilansir VIVA Otomotif dari laman Motoroids, Selasa 10 Agustus 2021, praktik barter itu diterapkan oleh Toyota di negara Brasil untuk memudahkan para petani memiliki kendaraan, baik yang digunakan untuk keperluan pribadi maupun membantu mengangkut barang dari ladang ke pasar.
Sistem tukar barang yang dinamakan Toyota Barter ini mulai diterapkan pada 2019, dan sampai saat ini berhasil menyumbang sekitar 16 persen dari total penjualan mereka di negeri Samba.
“Toyota Barter awalnya merupakan proyek percontohan, yang dimulai pada 2019 dan tujuannya memudahkan konsumen dalam melakukan pembayaran. Kini, kami bisa mengembangkannya menjadi fasilitas resmi untuk membantu perekonomian masyarakat,” ujar Direct Sales Manager Toyota Brasil, José Luis Rincon Bruno.
Program ini berlaku untuk pembelian mobil baru yang tersedia di diler Toyota, seperti Hilux, Fortuner hingga Corolla Cross. Prosesnya sederhana, hasil bumi yang akan ditukar ditimbang untuk mengetahui beratnya, kemudian dihitung sesuai harga pasaran.
Namun, tidak semua hasil pertanian bisa ditukar dengan mobil. Toyota meminta syarat khusus, yakni hasil sayur atau buah tersebut harus berasal dari pertanian organik dan menggunakan pupuk maupun sumber air yang tidak merusak lingkungan.
Beberapa wilayah di Brasil yang sudah menerapkan sistem tersebut yakni mulai dari Bahia, Goiás, Mato Grosso, Minas Gerais, Piauí, hingga Tocantins.
Bursa Asia Semringah Usai Donald Trump Tunda Pemungutan Pajak Otomotif
Bursa Asia menguat di awal sesi perdagangan Kamis, 6 Maret 2025. Kenaikan menyusul onjakan di Wall Street setelah Donald Trump menunda pajak terhadap produsen mobil.
