Pria Bergelar PhD Mencuri Fortuner dan Ratusan Mobil Lain

Mobil-mobil mewah yang dicuri oleh pria bergelar PhD.
Sumber :
  • Cartoq

VIVA – Meski saat ini teknologi pengaman kendaraan bermotor sudah semakin canggih, namun hal itu tidak membuat aksi pencurian berkurang. Bahkan, para pelaku tidak mau ketinggalan zaman.

Tragis! Begini Kronologi Pengemudi Mercy Ugal-ugalan Menabrak 6 Kendaraan di Surabaya

Ada beberapa maling spesialis mobil, yang sengaja mempelajari cara kerja dari sistem pengaman tersebut. Hal ini tentu tidak mudah dilakukan, karena sistem tersebut dibuat oleh mereka yang sudah berpengalaman dalam bidang teknologi.

Meski demikian, bukan berarti hal itu tidak mungkin dilakukan. Salah satu contohnya, seperti yang baru-baru ini terkuak di India.

Mobil dan Motor di Bandung Jadi Korban Tumpahnya Cairin Kimia, Cat Rusak Parah

Dilansir VIVA Otomotif dari laman Cartoq, Sabtu 3 Juli 2021, seorang pria bersama rekannya ditangkap pihak kepolisian New Delhi, karena terbukti hendak menjual 12 unit mobil hasil curian.

Saat diperiksa, pria bernama Mehtab tersebut merupakan lulusan universitas terkemuka di India dan memiliki gelar Doktor Filsafat atau PhD.

Saham Honda dan Nissan Naik Usai Umumkan Merger

Ia juga memiliki lisensi untuk mengajar di kampus serta bisa mengajukan diri untuk terlibat dalam riset dan pengembangan di semua perusahaan.

Sementara itu, rekannya disebutkan bernama Tadrish dan juga merupakan lulusan dari universitas terkenal di Kota Delhi.

Keduanya ditangkap, ketika hendak menjual beberapa unit mobil Toyota Fortuner dan Mahindra Scorpio. Total kerugian yang dialami para korban, ditaksir mencapai Rp58 miliar.

Angkanya bisa sebanyak itu, karena dari hasil penyelidikan polisi kedua orang berotak encer itu sudah melakukan hal yang sama ke sekitar 300 unit mobil mewah.

Modus yang digunakan adalah dengan memanfaatkan alat pelacak berbasis GPS, yang menjadi bawaan dari mobil-mobil tersebut. Mereka melacak keberadaan unit, lalu kemudian melakukan pembobolan dan membawa kabur.

Nomor rangka serta dokumen palsu kemudian disiapkan, sedangkan alat pelacak bawaan mobil dimatikan supaya tidak terdeteksi dibawa kabur ke mana. Unit kemudian dijual dengan harga miring.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya