Pendiri Mobnas Vietnam Dulunya Jualan Mie

Vinfast President
Sumber :
  • Vinfast

VIVA – Bagi beberapa negara, industri otomotif merupakan sektor usaha yang sangat penting dan harus dikembangkan. Salah satu caranya, yakni dengan membuat mobil nasional atau mobnas.

Terpopuler: Motor Secanggih Honda PCX 160, Ada Kucuran Dana ke Thailand

Kehadiran mobnas bisa mendongkrak reputasi negara tersebut, sekaligus menghasilkan pemasukan devisa yang bisa dimanfaatkan untuk pembangunan.

Selain negara maju, ada juga beberapa negara berkembang yang berusaha mewujudkan mobnas. Salah satunya yakni Vietnam, dengan merek Vinfast.

Sisi Gelap VinFast Terungkap

Duta Besar Indonesia untuk Republik Sosialis Vietnam, Denny Abdi mengatakan bahwa Vinfast didirikan oleh konglomerat pertama dari negara tersebut, Ph?m Nhat Vuong yang juga pemilik dari Vingroup.

“Awalnya tak bergerak di otomotif, di luar negeri dia menjual mie, walaupun latar belakangnya engineer. Usianya masih relatif muda, kelahiran 1968,” ujarnya saat hadir di acara webinar Kementerian Perdagangan, dikutip VIVA Otomotif Kamis 10 Juni 2021.

Terpopuler: Taksi Vinfast Bikin Bingung, Biaya Amanda Manopo Pakai Ojol

Denny menjelaskan, modal yang dikeluarkan untuk mendirikan Vinfast tidak sedikit, nilainya mencapai US$3,5 miliar atau setara dengan Rp49 triliun. Dengan dana sebanyak itu, perusahaan tersebut bisa memiliki fasilitas produksi terluas ketiga di dunia.

Photo :
  • Vinfast

Misi yang diemban Vinfast juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Perusahaan tersebut mematok standar tinggi untuk produk yang dihasilkan, dengan target bersaing di kancah global.

“Mereka tidak melihat produsen di ASEAN, tak lihat di Indonesia, Thailand, China. Dia langsung lihat standar tinggi. Mereka menyiapkan diri, lima tahun ke depan mereka belum akan mengambil untung,” tuturnya.

Berkat modal yang kuat dan dukungan dari pemerintah negara tersebut, Vinfast juga bisa membeli teknologi dari beberapa pabrikan otomotif ternama asal Eropa.

“Itu bukan teknologi yang dipinjamkan, tapi dibeli oleh dia. Berbeda dengan industri otomotif yang ada di Indonesia,” ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya