Dua Mobil Mazda Setop Dijual di AS, Indonesia Aman
- Mazda
VIVA – Mazda dikabarkan menghentikan penjualan beberapa model mobil mereka di Amerika Serikat. Ada dua model yang setop dipasarkan, yakni Mazda6 dan CX-3.
Dilansir VIVA Otomotif dari laman Carscoops, Kamis 27 Mei 2021, keputusan berat itu diambil karena peminatnya sudah semakin menurun.
Dalam pernyataan resminya, Mazda mengaku sangat bangga pada performa, kualitas dan keamanan yang diberikan oleh dua model tersebut. Sayangnya, permintaan pasar sudah berbeda dengan yang ditawarkan oleh CX-3 maupun Mazda6.
Meski demikian, PT Eurokars Motor Indonesia sebagai agen pemegang merek Mazda di Tanah Air mengatakan bahwa penghentian penjualan model sedan dan sport utility vehicle atau SUV tersebut hanya dilakukan di AS saja.
“Dua model tersebut akan terus kami pasarkan, mengingat bahwa pasar Indonesia memiliki karakter pelanggan yang berbeda dengan karakter pelanggan di Amerika Serikat,” ujar Managing Director EMI, Ricky Thio melalui keterangan resmi.
Sebagai informasi, Mazda6 yang ditawarkan di Tanah Air pada tahun ini mendapatkan pembaruan. Sedan tersebut dibekali sistem hiburan dengan layar 8 inci untuk terhubung ke ponsel dengan teknologi nirkabel, serta kunci remote dengan bentuk baru yang lebih elegan.
- Mazda
All New Mazda6 disematkan mesin empat silinder 2.500cc, yang menghasilkan tenaga 190 daya kuda dan torsi 252 Newton meter. Banderolnya Rp698,8 juta untuk sedan, dan Rp729,9 juta untuk varian estate. Kedua harga berstatus on the road Jakarta.
CX-3 juga hadir dalam versi baru yang lebih murah. Mesin 1.500cc yang dipasang mampu mengeluarkan daya 110 dk serta torsi 144 Nm. Tenaga disalurkan ke roda depan melalui transmisi otomatis enam percepatan.
Fitur yang diunggulkan mulai dari head up display yang menampilkan informasi kecepatan, enam kantung udara serta sistem hiburan dengan dukungan Android Auto serta Apple CarPlay. Semua itu bisa didapatkan, dengan membayar sebesar Rp339,9 juta.
Demi Jualan ke Australia, Mobil Mazda akan Dibuat di Indonesia?
Mazda diharapkan membangun pabrik di Indonesia, karena memiliki pasar yang menjanjikan untuk ekspor ke Australia.
