Ada yang Janggal dari Mobil Klasik Ini
- Autoevolution
VIVA – Ada beberapa mobil yang kini tidak diproduksi dan statusnya masuk dalam kategori klasik, namun peminatnya masih cukup tinggi.
Untuk mendapatkannya bukan urusan mudah, karena populasinya sudah semakin sedikit dan pemiliknya saat ini tidak ingin menjualnya.
Tak heran, jika ada unit yang dijual langsung diburu oleh penggemar. Umumnya unit tadinya disimpan lama di tempat tertutup, dan dilupakan hingga akhirnya ditemukan kembali.
Seperti mobil klasik yang satu ini. Dilansir VIVA Otomotif dari laman Autoevolution, Jumat 12 Maret 2021, seorang pemilik Ford Mustang lansiran 1966 hendak menjual kendaraan yang dulu dimiliki oleh ayahnya.
Mobil eksotik itu disebut tersimpan lama di garasi sejak 1984, dan baru kali ini dikeluarkan untuk dijual. Kondisinya dikatakan masih sehat, dan komponennya juga asli.
Kendaraan yang namanya diambil dari jenis kuda liar itu sudah dibekali dengan transmisi otomatis, sebuah fitur yang digemari oleh pengemudi saat ini. Pemilik mengatakan bahwa transmisi tersebut adalah bawaan mobil, saat dibeli dalam kondisi baru.
Ia juga mengaku bahwa mesin kondisinya prima, namun perlu beberapa perbaikan agar bisa digunakan untuk menempuh jarak jauh. Semua cairan juga butuh diganti, karena sejak disimpan belum pernah dibawa ke bengkel.
- Autoevolution
Sementara itu, kondisi interior terlihat kusam dan memerlukan perbaikan. Ada beberapa bagian bodi yang berkarat, seperti di lantai di bawah setir. Pembeli wajib langsung melakukan restorasi, jika tidak ingin korosi semakin meluas.
Harga yang diminta untuk Ford Mustang tersebut adalah US$8.300 atau setara Rp119 juta. Tapi, ada satu hal yang janggal dari kendaraan ini, di mana catnya berwarna biru gelap.
Padahal, warna asli mobil tersebut adalah biru kehijauan. Ada kemungkinan pemilik telah mengecat ulang kendaraan tersebut, tapi tidak disebutkan alasannya.
- Autoevolution
Penampakan Mobil Jenderal Pensiunan TNI Dibongkar Puslabfor: Penuh Lumpur dan Bau Amis
Mobil Toyota Vios milik Brigjen (Purn) TNI Hendrawan Ostevan, yang tercebur di Perairan Marunda, Jakarta Utara, mulai diotak-atik Pusat Laboratorium Forensik Polri.
