Tragisnya Nasib Bus kopaja Tua di Jakarta
VIVA – Nama Metromini dan Kopaja sudah menjadi bagian dari kehidupan warga Jakarta, sejak era 1970-an. Kala itu, Gubernur Ali Sadikin menginginkan ada transportasi umum pengganti trem untuk menunjang aktivitas warga Ibu Kota.
Ribuan bus berukuran tanggung berkeliling setiap harinya, dengan rute yang berbeda-beda. Kendaraan ini menjadi andalan warga kelas bawah, untuk berjualan di pasar atau menuju tempat kerja.
Tarif yang terbilang murah, sesuai dengan fasilitas yang diberikan. Kondisi kendaraan jauh dari kata laik jalan, dan sopir saling berpacu mengejar setoran tanpa mempedulikan keselamatan penumpang.
Kini, sebagian dari bus Kopaja sudah digantikan dengan model baru yang lebih manusiawi. Lantas, bagaimana dengan nasib bus tua yang dahulu menjadi raja jalanan di Jakarta?
Baca juga: Bukan Main, Motor Puluhan Juta Dipakai Buat Angkut Kayu
Ketua Ketua DPP Organda Korwil II Shafruhan Sinungan mengatakan, bahwa dirinya adalah seorang pengusaha yang mengoperasikan bus Kopaja.
“Bus bekas Kopaja saya buangnya ke tempat kiloan. Biasanya yang datang itu orang-orang Madura (sebutan untuk orang-orang yang bergerak dalam bisnis jual beli besi tua),” ujarnya kepada VIVA Otomotif, Rabu 14 Oktober 2020.
Sementara bodi akan dijual ke tempat daur ulang, mesin bus Kopaja bakal difungsikan sebagai penggerak untuk kendaraan lain.
“Mesin itu nanti dijual ke pengusaha, buat dijadikan mesin perahu atau dipakai di pabrik-pabrik kecil,” tuturnya.