Terancam Bangkrut, McLaren Jual Markas
- Businessleader
VIVA – Produsen supercar asal Inggris yang juga memiliki tim balap Formula 1, McLaren terancam bangkrut akibat pandemi COVID-19. Penjualan mereka merosot, membuat pesaing Ferrari dan Lamborghini itu mengalami kesulitan keuangan.
Untuk bisa tetap bertahan di industri mobil mewah, McLaren sempat menjaminkan beberapa koleksi kendaraan klasik mereka ke salah satu bank di Dubai. Tapi, ternyata itu belum cukup.
Berdasarkan hasil rapat perusahaan, dikutip VIVA Otomotif dari Paultan, Minggu 13 September 2020, McLaren memerlukan dana tambahan agar bisa bertahan di tengah krisis ekonomi saat ini.
Satu-satunya cara yang dianggap masuk akal, yakni dengan menjual aset perusahaan berupa markas di Woking, Inggris. Properti seluas 50 hektare itu terdiri dari tiga bagian, yakni McLaren Technology Centre, McLaren Production Centre dan McLaren Thought Leadership Centre.
Baca juga: Harga Mulai Rp119 Juta, Mobil Daihatsu Ini Laku Keras di Indonesia
Menurut salah satu juru bicara perusahaan yang tidak disebutkan namanya, perusahaan yang didirikan oleh Bruce McLaren itu berharap bisa mendapatkan dana segar sebesar 200 juta Poundsterling atau setara Rp3,8 triliun pada akhir tahun ini.
Meski markasnya dijual, namun perusahaan meminta kepada calon pemilik baru untuk menyewakan properti tersebut, sehingga mereka tetap bisa memproduksi supercar di masa depan.
Tak hanya menjual aset, pada Mei lalu McLaren juga memutus hubungan kerja dengan 1.200 karyawan mereka. Jumlah itu kurang lebih 25 persen dari total pekerja di perusahaan ternama tersebut.