Penjualan Truk Ikut Loyo Gara-gara Ada Virus Corona
- VIVA/Jeffry Yanto
VIVA – Dampak Pandemi COVID-19 dirasakan oleh semua sektor bisnis dan industri di Tanah Air, termasuk juga di sektor manufaktur dan penjualan produk-produk kendaraan niaga maupun mobil penumpang.
Di sisi industri, merek otomotif yang memiliki pabrik produksi maupun perakitan secara lokal harus menghentikan aktivitasnya selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan.
Dari sisi penjualan, adanya PSBB membuat aktivitas masyarakat terhenti, dan membuat masyarakat yang awalnya sudah memiliki rencana membeli atau menambah unit, menahan pemakaian uangnya untuk hal ini.
Kondisi demikian, ternyata sangat terasa di bisnis kendaaraan niaga. Hal itu seperti diungkapkan oleh
Sales & Marketing PT Krama Yudha Tiga Berlian (KTB), Duljatmono. Dia mengatakan, pihaknya turut merasakan dampak terjadinya pandemi virus Corona tipe baru, pada penjualan Mitsubishi Fuso di Indonesia.
Baca juga: Bukan Pakai Sulap atau Sihir, Mobil Bisa Mencari Parkir Tanpa Dikendalikan Pengemudi
"Awal Maret 2020, penjualan truk masih berjalan normal. Namun, pandemi mulai menyerang masuk dalam masyarakat Indonesia, kami harus menahan perkembangan pertumbuhan," ujarnya dalam webinar, Selasa 1 September 2020.
Jika melihat penjualan sampai Juli 2020, kata pria yang akrab disapa Momon itu, kendaraan niaga turun cukup drastis, kurang lebih 45 persen turun. Meski demikian, pihaknya terus mempertahankan posisi Mitsubishi Fuso agar tetap bisa menjadi market leader di segmennya.
"Volume rata-rata menjadi 4 ribuan unit. Penurunan yang sangat besar dan berat khususnya buat kendaraan niaga. Tetapi, harus kami sikapi sebagai tantangan untuk tetap maju," paparnya.
Jika menilisik data Gabungan Industri kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), dari Januari sampai Juli 2020 Mitsubishi Fuso mencatat wholesales (penjualan dari pabrik ke diler) sebanyak 10.061 unit. Sementara untuk retailsales (dari diler ke pelanggan) mencapai 12.063 unit.