Operator Transportasi Mulai Pede Pakai Kendaraan Listrik, Kenapa?
- Viva.co.id/ Pius Mali
VIVA – Sebagai ibu kota negara Indonesia, moda transportasi yang ada di Jakarta memang kerap menjadi perhatian publik. Tak heran, jika kondisi ini terus dibenahi agar bisa berada di posisi yang sama, minimal dengan negara-negara tertangganya.
Perlahan tapi pasti, sistem transportasi di Ibukota mulai terintegrasi. Selain itu, wujud kendaraannya yang dipakai pun semaki canggih, serta bisa menunjang kenyamanan penumpang selama memanfaatkan layanannya. Kemajuan alat transportasinya ini, bisa dilihat dari mulai dipakainya kendaraan listrik.
Blue Bird EV Project Leader Prayoga Wiradisuria mengatakan, kendaraan listrik memiliki nilai strategi untuk dijadikan armada transportasi. Sehingga, pihaknya berani menjadi pionir untuk pemakaian mobil ramah lingkungan untuk operasional.
"Tentunya, kendaraan listrik akan semakin besar perkembangannya ke depan. Ini tidak ada yang berbeda, hanya soal time frame saja. Ada yang memperkirakan lebih cepat, namun ada yang menganggap berkembangnya lama," ujarnya dalam tayangan di saluran Youtube Masyarakat Transportasi Indonesia, dikutip VIVA Otomotif, Kamis 13 Agustus 2020.
Baca juga: Sarana Pendukung Kendaraan Listrik untuk Angkutan Umum, Sudah Ada
Menurut Proyoga, pemakaian taksi listrik, kata dia, pemakaiannya bukan hanya dilakukan di Tanah Air, tetapi juga di puluhan negara di dunia. Saat ini, tercatat 23 negara menjadikan mobil listrik sebagai armada transportasi dengan argo meter tersebut.
"Dengan proses yang sangat panjang, akhir kami luncurkan pada tahun lalu, armada taksi listrik tipe mobil BYD e6 dan Tesla Model X. Tentunya ini menjadi awal dari penggunaan mobil secara massal, komersial, operasional," paparnya.
Sementara itu, Direktur Utama DAMRI, Setia N Milatia Moemin mengatakan, pihaknya berencana memakai bus listrik untuk armada yang dimiliki. Untuk memastikan semua berjalan sesuai rencana, maka segala persiapan sudah dimulai sejak 2 tahun lalu, tepatnya pada 2018.
"Kami shifting ke bus listrik bukan karena gaya-gayaan, tetapi karena kami melihat data dan studi yang ada bahwa polusi kian memburuk," ujarnya.
Setia mengatakan, DAMRI melakukan riset dengan menggandeng konsultan Grutters Consulting, mengenai segala hal terkait kebutuhan bus listrik sebagai armada transportasi darat. Sehingga, pada saat unit konvensional diganti dengan kendaraan ramah lingkungan hasilnya akan berjalan baik.
"Bukan sekadar kami membeli atau menyewa bus listrik, tetapi bagaimana caranya kami bisa membiayai dan akhirnya saat dipakai masyarakat harus afordable," paparnya.