Angkutan Umum Pakai Setrum Listrik, Solusi untuk Kurangi Polusi?

Bus listrik Bakrie Autoparts
Sumber :
  • VIVA/Adinda Rachmani

VIVA – Bahan bakar minyak yang berasal dari fosil diprediksi bisa habis, dalam beberapa waktu mendatang. Kondisi demikian, membuat produsen otomotif bekerja keras untuk menciptakan kendaraan yang tidak lagi membutuhkan BBM dari olahan minyak bumi.

Tesla dan BYD Berebut Dominasi di Industri Kendaraan Listrik Global

Solusi yang ditawarkan, yakni menciptakan kendaraan yang memakai motor listrik sebagai penggeraknya. Jenis ini tak lagi membutuhkan BBM, sehingga lebih efisien dalam pemakain harian.

Berbeda dengan kendaraan bermesin konvensional yang menghasilkan asap, kendaraan dengan setrum itu tidak lagi memiliki knalpot untuk jalur gas buangnya. Tak heran, pemakaiannya bukan hanya untuk pribadi, tetapi juga untuk angkutan massal.

Kabar Baik Buat Pengangguran BYD Buka Lowongan Kerja Untuk 18 Ribu Orang RI

Direktur Center for Sustainble Infrastructure Development, Universitas Indonesa, Mohammed Ali Berawi mengatakan, electric vehicle akan baik bagi perbaikan kualitas udara, begitu juga saat diterapkan untuk angkutan umum.

Baca juga: Pesaing Fortuner dari Hyundai Kini Punya Varian Lebih Sporty

Dapat Kucuran Dana Segar Pabrik BYD di Subang Siap Produksi Mobil Hybrid

Namun, harga dan teknologi electric vehicle yang ada di pasaran saat ini, masih lebih mahal dibandingkan model konvensional. Maka, kata dia, insentif dan dukungan kebijakan dari pemerintah sangat diperlukan untuk menyukseskan adanya program angkutan umum dengan setrum listrik itu.

"Ke depan, upaya untuk dapat memproduksi electric vehicle di dalam negeri akan mempercepat penggunaan moda transportasi ini di Indonesia,” ujarnya dikutip dari 100KPJ, Senin 3 Agustus 2020.

Sementar itu, Chief Executive Officer Bakrie Autoparts, Dinno A. Riyandi mengatakan, Bakrie Autoparts menjadi salah satu perusahaan yang siap mendukung keberedaaan kendaraan listrik, terutama untuk angkutan massal. Bahkan, kata dia, pihaknya sudahmempersiapkan strategi hingga 10 tahun ke depan.

Dinno mengatakan, kebutuhan transportasi darat  tang mengandalkan energi listrik sebagai penggeraknya itu dibarengi dengan beberapa alasan, salah satunya tingkat polusi udara di kota-kota besar Indonesia yang sangat tinggi.

"Terutama di Jakarta, mempunyai tingkat polusi yang sangat tinggi. Selain itu, juga menjadi salah satu kota di dunia yang memiliki masalah kemacetan lalu lintas," paparnya beberapa waktu lalu.

Diketahui, tingkat polusi udara di Jakarta menjadi salah satu yang tertinggi di dunia. Bahkan yang baru dirilis oleh AirVisual IQAir.com, kualitas udara di Ibu Kota pada 16 Juli 2020 angkanya mencapai 131 US AQI, terbilang cukup tinggi.

Sehingga DKI menjadi kota nomor dua di dunia yang menyumbang polusi udara terbesar. Sementara diurutan pertama kota yang udaranya paling tercemar adalah New Delhi, India yang angkanya 142 US AQI.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya