China Riset Kendaraan Listrik Sejak Puluhan Tahun Lalu

Bus Listrik BYD
Sumber :
  • VIVA/Dusep Malik

VIVA – Industri otomotif sedang bergerak menuju era kendaraan dengan energi yang ramah lingkungan. Salah satu jenis energi yang dianggap ideal dan sama sekali tidak menghasilkan polusi udara, yakni arus listrik.

Presiden Joko Widodo sudah mengeluarkan Peraturan Presiden nomor 55 tahun 2019, yang mengatur tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.

Salah satu perusahaan yang sedang sibuk mengimplementasikan Perpres itu, adalah PT Bakrie Autoparts. Mereka bekerja sama dengan pabrikan otomotif asal China, yakni BYD untuk menghadirkan bus listrik di Jakarta.

Bus yang digerakkan energi setrum itu saat ini sedang dalam tahap uji jalan oleh PT TransJakarta. Diharapkan, nantinya bus bisa diproduksi secara lokal dan dapat menjadikan langit Ibu Kota kembali biru.

Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung, Yannes Martinus mengatakan, China sudah sejak lama berkutat dalam riset dan pengembangan kendaraan listrik, yakni mulai era 1990-an.

“China adalah negara pertama di dunia, yang serius membangun ekosistem kendaraan listrik. Ekosistem tersebut selanjutnya dioperasionalkan dengan membangun industri komponen, industri otomotif, mulai dari sepeda listrik, sepeda motor listrik, mobil listrik, hingga bus listrik,” tuturnya kepada VIVA Otomotif.

Yannes menjelaskan, China bisa dengan mudah mengembangkan hal itu, karena mereka menjadi pusat teknologi dan produk hilir semua jenis kendaraan elektrifikasi, ditambah dengan potensi pasar kendaraan bermotornya yang paling besar di dunia.

“Apa pun yang diriset, diproduksi dan dipasarkan di dalam negeri saja sudah mampu menghidupkan seluruh jejaring industri dan bisnis kendaraan listrik mereka, tanpa perlu bergantung kebijakan prinsipal negara lain,” jelasnya.

8 orang tewas dan 17 Luka-luka usai Insiden Penusukan di Sebuah Sekolah di China

Yannes mengungkapkan, perkembangan industri bus listrik di China saat ini adalah yang paling besar dan paling kuat di dunia. Saking besarnya, mereka bahkan perlu mendatangkan beberapa bahan baku dari negara lain.

“Mereka kini mulai mengimpor bahan dasar dari berbagai negara di dunia, seperti dari Amerika Selatan dan juga Indonesia, khusus untuk bahan baterai Lithium mereka. Hal itu akibat dari semakin besarnya industri mereka, dan semakin besarnya pasar dari produk hilir industri kendaraan listrik mereka di seluruh dunia,” jelasnya.

Setelah China, AS Juga Dukung Prabowo Terapkan Program Makan Bergizi Gratis di Indonesia
Bendera China.

China: Veto AS atas Rancangan Resolusi DK PBB untuk Gaza Tunjukkan Standar Ganda

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri mengatakan tindakan AS yang kembali mengajukan veto atas rancangan resolusi DK PBB atas Gaza kembali menunjukkan standar ganda AS.

img_title
VIVA.co.id
23 November 2024