Masih Ada Pandemi COVID-19, Pedagang Mobil Bekas Bisa 'Senyum' Lagi
- Toyota Rush/Pius Mali
VIVA – Sektor otomotif turut merasakan dampak pandemi COVID-19 di Tanah Air. Tak hanya diler-diler resmi, pedagang juga sulit menjajakan mobil bekasnya selama pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar beberapa waktu lalu.
Kini, kata Senior Manager Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, Herjanto Kosasih, penjualan mulai terlihat mengalami peningkatan. Jika di awal pemberlakuan PSBB para pedagang hanya bisa menjual sekitar 5 persen, kini bisa mencapai 40 persen dari kondisi normal.
"Kondisi normal sebelum Corona, dari tempat kami bisa jual 2.400an unit mobil bekas per bulan. Pas Juni sampai Juli ini mulai naik. Saya rasa orang mulai butuh mobil pribadi, dibandingkan harus naik kendaraan umum," ujarnya saat dihubungi VIVA Otomotif, Rabu 15 Juli 2020.
Hal senada juga dikatakan oleh Pedagang mobil bekas dari showroom Jordy Mobil di Mega Glodok Kemayoran, di Jakarta Pusat. Dia mengatakan, penjualan mobil bekas pakai mulai bergairah sejak PSBB dilonggarkan.
"Kalau bulan Juni kemarin sudah mulai naik tapi belum signifikan. Nah Juli ini sudah terlihat membaik penjualan, walaupun belum sepenuhnya normal. Saya perhatikan, konsumen juga sudah mulai berani langsung ke showroom. Sebelumnya kan hanya via online saja," tuturnya.
Andi mengatakan, mulai bergairahnya mobil bekas karena konsumen mulai memilih memakai kendaraan pribadi dibandingkan angkutan umum. Selain itu, pembeli yang ingin mengganti model, dan sempat menundanya karena ada Corona, kini baru bisa mewujudkannya.
"Saya rasa orang kan kemarin-kemarin masih tahan uang dulu, sekarang sudah agak percaya diri buat yang mau ganti model atau bahkan memang niat beli mobil bekas. Apalagi kan, urus sekolah anak di tahun ajaran baru sudah pada beres, jadi mungkin bisa buat beli unit (mobkas)," paparnya.