Suzuki: Mobil Diesel Itu Sensitif
- VIVA.co.id/Yasin Fadilah
VIVA – Ada dua jenis kendaraan yang saat ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, yakni yang mengusung mesin bensin dan diesel. Meski cara kerjanya berbeda, tapi fungsinya sama-sama sebagai penggerak kendaraan.
Tak hanya cara kerja, bahan bakar yang digunakan juga berbeda. Zaman dulu, mesin diesel menggunakan bahan bakar minyak jenis solar yang menghasilkan sangat banyak asap polusi. Namun, kini sudah tersedia jenis yang lebih ramah lingkungan.
Baca juga: Mobil Andalan Jokowi Muncul Versi Barunya
Sayangnya, pengguna mobil dengan mesin diesel modern harus membayar cukup mahal untuk mendapatkan BBM yang sesuai. Selain itu, jumlah stasiun pengisian bahan bakar umum yang menyediakannya juga terbatas, belum sampai ke seluruh penjuru nusantara.
PT Suzuki Indomobil Sales mengaku, pernah menjual kendaraan keluarga dengan varian mesin diesel. Hal itu mereka lakukan sekitar 3 tahun lalu.
“Suzuki Indonesia pada 2017 pernah meluncurkan Ertiga Diesel. Penjualannya memang masih sesuai target, sekira 11-20 persen, di mana target tersebut terakomodir,” ujar Head Product Development SIS divisi kendaraan roda empat, Harold Donel saat konferensi pers virtual, dikutip VIVA Otomotif Senin 8 Juni 2020.
Setelah itu, mereka memutuskan untuk tidak melanjutkannya. Menurut Harold, mobil diesel memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap kualitas bahan bakar.
“Kendaraan diesel sangat sensitif bagi konsumen. Baik soal bahan bakar, maupun sensitivitas lainnya. Termasuk, pengisian bahan bakar yang tidak banyak ditemui dengan standar yang ada atau sesuai dengan spesifikasi mesin diesel dari produk Suzuki,” tuturnya.
Suzuki melihat, konsumen mobil pribadi yang menggunakan mesin diesel kebanyakan berasal dari kalangan berada. Itu sebabnya, mereka tidak mau memberi pengalaman buruk pada pengguna setia.
“Di Indonesia pasarnya niche, dan Suzuki tidak ingin memberikan pengalaman buruk bagi konsumen di Indonesia,” ungkapnya.