Laku Keras saat Pandemi, Mobil Suzuki Ini Jadi Penguasa Pasar

Mobil pikap Suzuki Carry Luxury
Sumber :
  • dok. SIS

VIVA – Turunnya daya beli masyarakat akibat dampak dari virus COVID-19, membuat para produsen otomotif harus mencari alternatif bagaimana memasarkan produk mereka. Harga yang mahal, membuat kendaraan bukan jadi prioritas untuk dimiliki di masa susah seperti ini.

Terpopuler: Mobil Baru Suzuki Rp120 Jutaan, Kendaraan Paling Laku di Bumi

PT Suzuki Indomobil Sales telah memprediksi, penjualannya akan ada degradasi 40-50 persen dari target. Namun, kenyataan yang ada justru sebaliknya. Meski angka pengiriman ke konsumen turun, namun pangsa pasar mereka justru naik jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Baca juga: Suzuki Siapkan Mobil Murah Baru untuk Indonesia

Mobil Baru Suzuki Rp120 Jutaan Sudah Ada di Diler, Dapat Bintang 5

Head Product Development SIS divisi kendaraan roda empat, Harold Donel mengatakan, pangsa pasar Suzuki di Indonesia pada tahun lalu hanya 9,3 persen. Namun, di tahun ini naik jadi 11,5 persen. Hal itu disebabkan banyaknya produk yang dirakit secara lokal, sehingga harga jualnya menjadi kompetitif.

“Secara total, produk yang diproduksi secara lokal oleh Suzuki mencapai 88 persen. Sedangkan, 12 persennya merupakan produk yang dipasarkan secara completely built up,” ujarnya saat konferensi pers virtual, dikutip VIVA Otomotif Jumat 5 Juni 2020.

Hasil Studi Ungkap Fakta Penyebab Utama Terhambatnya Pembelian Mobil Baru di Indonesia

Angkot All New Suzuki Carry

Harold menjelaskan, kontribusi terbesar disumbang oleh kendaraan pikap, yang angkanya mencapai 50 persen dari total penjualan mereka. Sementara, mobil MPV dan SUV berkontribusi masing-masing 20 persen.

“Pikap jualan masih stabil, pada Januari hingga April 2020 pangsa pasarnya naik dari 39 persen jadi 59 persen. Suzuki berhasil melakukan strategi dengan berbagai program diskon,” tuturnya.

Mengenai model yang banyak menyumbangkan penjualan, Harold menuturkan bahwa tipenya adalah cab over, seperti APV dan Carry baru. APV laku keras karena banyak kebutuhan akan kendaraan medis, sementara Carry dijadikan sebagai angkutan umum.

“APV ambulans 70 persen dari total cab over. Jualan angkot juga naik di Jabodetabek, ada peremajaan program Jaklinko. Penjualan Carry angkot naik, berkontribusi 30 persen,” jelasnya.

Ilustrasi Ambulans untuk penanganan COVID-19

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya