1.000 Hari Bersaing dengan Merek Jepang, Ini Hasil Wuling Indonesia
VIVA – Merek otomotif asal China sempat mendapat stigma dari masyarakat Indonesia. Meski harganya murah, namun kualitas yang dihadirkan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Namun, nuansa yang berbeda dihadirkan oleh Wuling Motors Indonesia. Saat meletakkan batu pertama pembangunan pabrik di Cikarang, Jawa Barat pada 2015, banyak yang pesimis bahwa mereka bisa bertahan di pasar otomotif yang dikuasai oleh produk Jepang.
Nyatanya, Wuling berhasil menorehkan banyak prestasi. Sejak memulai bisnis penjualan produk mobil pada 2017, hingga 6 April 2020 mereka sudah 1.000 hari ada di Tanah Air. Selama kurun waktu tersebut, sudah puluhan ribu unit kendaraan yang mereka produksi dan kirim ke konsumen.
Untuk bisa melakukan itu, tentu dibutuhkan strategi yang matang dan dana tidak sedikit. Wuling juga berani berinvestasi dengan membangun banyak diler dan bengkel, sebagai pusat dari layanan purna jual.
Baca juga:Â Mudik Pakai Cara Ini Berpotensi Lolos dari Cegatan
Berikut 10 gebrakan Wuling Indonesia, dirangkum dari berbagai sumber, Rabu 22 April 2020:
1. Modal besar
Untuk membangun pabrik dan jaringan pemasaran di Indonesia, Wuling mengucurkan dana US$700 juta atau sekitar Rp10 triliun. Pabriknya memiliki luas 60 hektare, dan terdiri dari lokasi manufaktur mobil serta lima gedung untuk 16 penyediaan komponen mobil.
Dengan semua usaha itu, komponen lokal yang digunakan bisa mencapai lebih dari 40 persen. Presiden Direktur Wuling Motors, Xu Feiyun mengatakan, model Confero komponen lokalnya mencapai 55 persen, Cortez 47 persen, dan Almaz 43,5 persen.
2. Penjualan naik dua kali lipat
Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, Wuling mulai memasarkan produk pertamanya, Confero pada Juli 2017. Di akhir tahun, mereka mengenalkan Cortez 1.8. Total penjualan dua model tersebut di tahun pertama, yakni 5.050 unit.
Tahun berikutnya, penjualan Confero mulai meningkat. Angkanya bisa mencapai seribuan unit per bulan. Tak hanya mengandalkan dua model, di 2018 Wuling juga meluncurkan Cortez 1.5 dan Formo. Pada tahun tersebut, angka pengiriman dari pabrik ke diler mencapai 17.002 unit.
Pada 2019, Wuling kembali meluncurkan model baru, yakni Almaz. Mengusung desain sport utility vehicle, mobil tersebut terjual 9.743 unit selama satu tahun. Total penjualan Wuling di 2019 yakni 22.343 unit, dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
3. Masuk 10 besar merek mobil terlaris
Dibandingkan dengan merek otomotif lain, Wuling terbilang baru di Indonesia. Tapi, cara pemasaran dan layanan purna jual mereka cukup tepat, sehingga banyak disukai oleh masyarakat di Tanah Air.
Pada 2017, mereka menempati urutan 11 merek mobil terlaris. Kemudian, di tahun berikutnya naik ke posisi sembilan. Hal yang sama juga tercatat, pada tahun berikutnya.
4. Mobil MPV murah
Model pertama yang dihadirkan Wuling di Indonesia, yakni Confero. Kendaraan yang masuk dalam segmen low multi purpose vehicle itu, saat peluncuran dibanderol mulai Rp128,8 juta, dengan status on the road Jakarta.
Harga tersebut jauh lebih rendah dari mobil-mobil lain yang berada di segmen sama. Bahkan, banderol Confero setara dengan mobil murah dan ramah lingkungan atau low cost green car.
5. Mendirikan lebih dari 100 diler
Saat awal kehadirannya, Wuling mematok target untuk bisa memiliki 100 diler dalam waktu dua tahun. Dan ternyata, hal itu benar-benar tercapai. Bahkan, saat ini mereka sudah punya 115 jaringan diler, yang siap memasarkan serta merawat dan menjual suku cadang kendaraan.
“Jika dalam kurun waktu tiga hari ini pengerjaan servis tidak selesai, maka kami akan berikan gratis semuanya kepada konsumen. Mulai dari biaya suku cadang maupun jasanya," ujar Aftersales and Services Director Wuling Motors, Taufik S Arief.
6. Ekspor ke luar negeri
Meski baru seumur jagung, namun jaringan pemasaran Wuling tidak bisa dipandang sebelah mata. Mengandalkan pabrik mereka di Cikarang, Wuling menjadi salah satu produsen otomotif di Indonesia yang melakukan ekspor produk.
Ada tiga negara tujuan, yakni Fiji, Brunei dan Thailand. Model yang dikapalkan ke luar negeri , berbasis dari SUV andalan mereka, yakni Almaz.
7. Punya mobil listrik
Tak hanya mobil biasa, Wuling juga memiliki kendaraan yang digerakkan oleh energi listrik. Pada pameran GIIAS 2019, mereka memajangnya dan sukses menjadi sorotan pengunjung.
Wuling mengaku, siap menjual produk tersebut di Indonesia. Namun, mereka masih menunggu aturan yang pasti terkait regulasi kendaraan listrik dari pemerintah.
8. Bangkitkan mesin turbo
Wuling menjadi salah satu merek mobil, yang berusaha mempopulerkan kembali teknologi turbocharger pada mesin di Tanah Air. Teknologi ini bisa membuat pemakaian bensin jadi lebih irit, namun menghasilkan tenaga yang lebih besar.
Produk yang disematkan peranti tersebut, yakni Cortez CT, yang pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada April 2019. Harga yang ditawarkan kala itu, mulai dari Rp232 juta.
9. Hadirkan fitur canggih
Saat hadir di pameran GIIAS 2019, Wuling memajang Almaz yang dibekali dengan fitur Wuling Indonesian Command, atau disingkat WIND.
Fitur itu bisa digunakan untuk menyalakan, mematikan, atau mengatur beragam fitur kendaraan. Mulai dari pendingin udara, jendela, panoramic sunroof, akses fitur hiburan seperti musik atau radio, serta melakukan panggilan telepon.
Saat meluncurkan Confero di 2017, Wuling juga menyematkan fitur canggih yang jarang ditemukan pada mobil di kelasnya, yakni tyre pressure monitoring system atau TPMS.
10. Memiliki tiga komunitas
Komunitas menjadi sarana bagi para pemilik kendaraan, untuk saling berbagai cerita dan tips seputar tunggangan mereka. Biasanya, jumlah anggota sesuai dengan popularitas dari merek kendaraan yang dimiliki.
Saat ini, sudah ada tiga komunitas para pengguna Wuling di Indonesia. Jumlah anggotanya, disebutkan oleh Media Relations PT SGMW Motor Indonesia, Brian Gomgom, sudah ada ribuan orang.