Beli Mobil Baru Tanpa Khawatir Kena Corona, Begini Triknya
- VIVA.co.id/Hadi Suprapto
VIVA – Membeli mobil biasanya dilakukan secara dengan mendatangi pameran otomotif, maupun diler resmi dari merek yang diinginkan. Sayangnya, kebiasaan tersebut sedikit berubah setelah pandemi COVID-19 atau dikenal sebagai virus Corona.
Marketing & CR Division Head PT Astra International Daihatsu Sales Operation (AI-DSO), Hendrayadi Lastiyoso mengatakan, untuk memberi rasa aman bagi pelanggan dan juga karyawannya, Daihatsu mulai menerapkan sistem pembelian secara online.
"Daihatsu mengikuti anjuran pemerintah untuk membatasi berkumpulnya orang banyak. Kami terapkan work from home, untuk sebagian dari karyawan yang ada di outlet," ujarnya kepada VIVA, Kamis 26 Maret 2020.
Saat ini, kata dia, pihaknya sudah mengurangi aktivitas yang bisa mengundang customer dalam jumlah yang banyak dalam suatu waktu, semisal showroom event, pameran mobil di mall, dan kegiatan sejenis lainnya.
Baca juga: Begini Penampakan Rest Area Jalan Tol Setelah Ada Pandemi Corona
Hendrayadi mengatakan, konsumen bisa tetap melakukan pembelian unit mobil baru Daihatsu dengan memanfaatk sistem digital. Bahkan, layanan untuk menguji mobil yang diinginkan, bisa disiapkan bagi calon pembelinya.
"Kalau mau test drive di sekitar rumah, nanti wiraniaga kami datang dengan unitnya. Konsumen juga perlu memastikan bahwa wiraniaga Daihatsu dilengkapi identitas resmi," tuturnya.
Lantas, bagaimana dengan sistem pembayarannya? Hendrayadi mengatakan, jika konsumen sudah memilih model, tipe transmisi, dan warna unit mobilnya, maka wiraniaga tersebut akan memberi informasi terkait penawaran promo, dan simulasi harga jika membeli secara kredit.
"Hati-hati terhadap penipuan yang mengatasnamakan perusahaan maupun diler. Perlu konsumen pahami, semua transaksi pembelian mobil menggunakan nomor rekening perusahaan, bukan perorangan," ujarnya.
Harga Mobil Daihatsu Bisa Naik 5 Persen karena Hal Ini
PT Astra Daihatsu Motor (ADM) turut menanggapi adanya rencana kebijakan Pemerintah dalam menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen mulai 1 Januari 2025.
