Beli Mobil LCGC Bekas, Untung Apa Buntung Sih?
- VIVA.co.id/Pius Mali
VIVA – Pilihan mobil bekas saat ini sangat beragam. Saat ingin meminangnya, pembeli hanya perlu menyesuaikan model yang diinginkan dengan dana yang tersedia. Biasanya, penjual menawarkan harga di bawah Rp100 juta jika konsumen ingin membeli kendaraan dengan usia tua.
Namun kata Pedagang dari showroom Jordy Mobil, Andy, prinsip tersebut tidak berlaku lagi saat ini. Pembeli mobil bekas, bisa memilih produk kendaraan dengan usia pakai di bawah 10 tahun yang memiliki banderol dalam hitungan angka puluhan juta rupiah.
"Dulu, mau yang di bawah Rp100 juta, ya modelnya lawas. Konsumen bisa pilih sedan atau SUV, atau mobil keluarga, tetapi tahun tua. Sekarang enggak lagi, kan ada mobil LCGC (Low Cost Green Car) yang bisa menjadi pilihan," ujarnya kepada VIVA.co.id, Jumat 4 Oktober 2019.
Menurut Andy, dengan dana di bawah Rp100 juta saat ini pilihan produk LCGC cukup beragam, yakni Toyota Agya dan Calya, Daihatsu Ayla dan Sigra, Datsun GO, serta Honda Brio. Mobil-mobil yang ditawarkan pedagang umumnya model generasi pertama, yang diproduksi pada tahun 2013 atau 2014, bahkan ada yang usia pakainya lebih muda lagi.
Baca juga: Deddy Corbuzier beli mobil mewah Tesla pakai uang dari Youtube?
"Untuk pembeli di segmen ini, saya melihatnya mereka kurang peduli dengan kondisi mobil. Pembeli cuma ingin barang dengan harga yang mereka anggap murah, lihat bodinya mulus, semua normal, maka langsung bayar," tuturnya.
Terkait harga, kata Andy, sebaiknya pembeli mobil LCGC melakukan penghitungan dengan teliti. Sebab, jika membayar secara kredit memang mobil ini terasa ringan. Namun, jika ditotal harganya secara menyeluruh bisa lebih mahal dibandingkan dengan versi barunya.
"Orang beli LCGC tergoda DP murah, rata-rata uang mukanya Rp10 juta bisa bawa pulang mobil. Tetapi cicilannya besar dan tenornya bisa tiga sampa empat tahun. Itu kalau dihitung total, harga yang dia bayar pasti lebih mahal. Maka, saran saya, dihitung dulu, jangan tergoda harga murah," kata Dia.