Bikin Stasiun Pengisian Mobil Listrik, Biayanya Bikin Melongo
- Twitter @BPPT_RI
VIVA – Banyak pihak menganggap, mobil bermesin konvensional tidak layak untuk digunakan di masa depan. Alasannya, mulai dari emisi yang dihasilkan, hingga banyak komponen yang perlu dirawat dan diganti.
Mobil listrik dianggap sebagai solusi yang ideal. Selain ramah lingkungan, suku cadang yang diperlukan juga lebih sedikit. Presiden Jokowi juga sudah mengeluarkan Peraturan Presiden nomor 55 tahun 2019, untuk mempercepat pengembangannya di Tanah Air.
Namun, butuh waktu tidak sebentar untuk mewujudkannya. Meski pihak produsen mengaku sudah siap, namun butuh sinergi dengan pihak lain agar proyek ini bisa berjalan mulus.
Salah satunya adalah soal stasiun pengisian. Executive General Manager PT Toyota Astra Motor, Franciscus Soerjopranoto mengatakan, menurut perhitungan kasar yang dilakukan perusahaannya, dibutuhkan stasiun pengisian baterai tiap jarak seratusan kilometer.
Baca juga: Vespa Luncurkan LX 125 Edisi Introspeksi
“Kebutuhan charging station, kalau kami hitung, 120 kilometer untuk satu charging station. Jadi, bisa dibayangkan berapa charging station yang akan dibangun untuk Indonesia,” ujarnya di Jakarta, Rabu 28 Agustus 2019.
Selain jumlah, pria yang akrab disapa Soerjo itu juga menjelaskan, biaya yang dibutuhkan untuk membangun satu stasiun pengisian tidak murah. Bahkan, bisa lebih mahal dari harga kendaraan listrik itu sendiri, jika tipenya pengisian cepat.
“Hitungan dari BPPT (Balai Pengembangan dan Penerapan Teknologi), waktu mereka buat fast charging station, mereka bilang bahwa harga satu menaranya sekitar Rp1 miliar,” tuturnya.