Mobil Listrik DFSK Belum Tentu Lahir di Pabrik Banten
- VIVA/Jeffry Yanto
VIVA – Mobil listrik akan berseliweran di jalanan Tanah Air dalam beberapa tahun mendatang. Rencana tersebut didukung Pemerintah melalui Peraturan Presiden terkait percepatan program kendaraan listrik dengan menggunakan baterai untuk transportasi jalan.
Pada pasal 8 Perpres No. Tahun 2019 tersebut, juga dituliskan bahwa mobil dengan setrum yang ada di Indonesia harus memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) minimum 35 persen hingga tahun 2021, dan terus meningkat hingga 80 persen mulai 2030.
Artinya, mobil listrik bukan hanya sekadar dijual, tetapi harus diproduksi secara lokal oleh produsen otomotif. Tuntutan TKDN ini juga memaksa pabrikan mobil turut melibatkan industri pembuat komponen mobil di Indonesia.
Menanggapi kebijakan tersebut, Sales and Marketing Director of Sales Centre PT Sokonindo Automobile, Alex Pan mengatakan, pihaknya sedang mempelajari kewajiban untuk melokalkan produk kendaran listriknya.
Baca juga: DFSK masih galau jualan mobil listrik Glory E3
"Kami juga sudah dapat salinan Perpres mobil listrik. Ini lagi kami pelajari dan lihat arahnya ke depan," ucapnya di Jakarta, Kamis 22 Agustus 2019.
Saat ini kata Alex, pihaknya sudah memiliki lokasi untuk memproduksi jajaran mobil DFSK di Cikande, Banten. Dari pabrik itu, lahir mobil pikap SuperCab, Glory 580 dan 580 untuk dipasarkan secara domestik dan untuk kebutuhan ekspor.
Lantas, akankah pabrik DFSK di Banten akan menjadi tempat lahirnya mobil listrik? Dia enggan berkomentar banyak. Alex hanya menyebut, sudah ada pabrik Sokon Group untuk produk kendaraan listrik di negara asalnya.
"Di Tiongkok kan kami sudah ada pabrik mobil listrik. Di sana, sudah sesuai dengan konsep industri 4.0. Semua produksinya itu sudah pakai robotik," tuturnya.