Ini Kisaran Harga Mobil Listrik yang Cocok untuk Indonesia

Pertamina Gandeng BMW Luncurkan Dispenser Pengisian Mobil Listrik.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Kendaraan dengan energi listrik akan menjadi pilihan baru bagi masyarakat. Meski demikian, mobil dengan teknologi canggih dan modern memiliki harga lebih mahal dibanding model mobil bermesin konvensional.

Chery Tancap Gas Produksi Mobil Offroad Listrik Pertama di Indonesia

Hal tersebut bisa dikategorikan wajar, sebab dibutuhkan biaya yang tak sedikit untuk melakukan riset sampai membuat mobil mesin konvensional dengan energi listrik (hybrid), atau bahkan yang mengandalkan energi listrik murni. Sehingga untuk membuat masyarakat mau membeli kendaraan listrik dibutuhkan dukungan dari Pemerintah.

Dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Doktor Chaikal Nuryakin mengatakan, masyarakat mau membeli mobil dengan energi listrik atau hybrid jika harga yang ditawarkan 1,1 kali dari mobil konvensional saat ini. Artinya, harga mobilnya tidak boleh jauh lebih mahal dari rata-rata kemampuan beli masyarakat.

Hyundai Masih Punya 1 Mobil Baru yang Meluncur Akhir Tahun Ini, Kona N Line?

"Kami ada survei, 420 responden sekitar Oktober tahun lalu. Hasilnya, kalau harga (mobil hybrid) 1,1 kali itu niatan mereka baru mau beli, jadi ada dan ini hepapotikal ya kita nanya doang, tapi kalau mereka mau beli atau enggak belum tentu juga. Tapi inti modusnya, maunya harganya sama, dan sekitar 1.1 kali lipat itu adalah harga yang rasional," kata Chaikal di Jakarta.

Untuk mencapai angka tersebut, kata Chaikal, dibutuhkan insentif yang besar dari Pemerintah untuk mensukseskan mobil listrik. Saat ini, kata Chaikal, harga untuk satu unit kendaraan hybrid saja bisa dua kali lipat dari harga kendaraan bermesin konvensional.

Mobil Listrik Hyundai Paling Mewah Siap Dijual 2025, Bisa Jalan Sejauh Ini

Jika bisa diproduksi secara lokal, kata Chaikal, jelas harga electric vehicle bisa lebih rendah dibandingkan dengan produk yang diimpor. Namun, perhitungannya belum cukup untuk bisa menggoda masyarakat agar beralih ke mobil canggih tersebut.

Dikatakan, Chaikal, harus ada insentif pendukung lainnya, seperti pembebasan PPNBM dan Biaya Balik Nama untuk kendaraan baru, sehingga harga kendaraan dengan teknologi listrik bisa bersaing dengan mobil konvensional dan menjadi pilihan baru di Tanah Air.

Chaikal mencontohkan, di negara lain bahkan kendaraan listrik boleh masuk ke jalur-jalur yang terlarang untuk kendaraan pribadi. Jika diberlakukan di Indonesia, kata dia, mungkin bisa dibuat untuk kendaraan listrik boleh masuk jalur busway atau tidak terpengaruh dari ganjil genap.

Selain itu, kebijakan diskon dari tarif listrik bagi rumah tangga yang memiliki mobil listrik diyakini bisa membuat orang lebih yakin untuk membeli mobil-mobil canggih.

"Intinya adalah kita perlu non fiskal, instrumen untuk menambah lagi insentif masyarakat untuk membeli," ucapnya. (yns)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya