Bagaimana Hasil Uji Tabrak Mobil China yang Dijual di Indonesia
- Youtube
VIVA – Berbagai pengujian tentu diperlukan pada tiap produk sebelum dilepas ke pasaran. Seperti halnya mobil-mobil yang diproduksi di Indonesia.
Ada pengujian berupa uji tabrak yang dilakukan untuk mengetahui seberapa kokoh mobil tersebut saat terjadi benturan. Serta seberapa aman mobil tersebut untuk melindungi penumpangnya.
Salah satu produk yang kini mulai dipasarkan di Tanah Air yakni pendatang baru dari PT Sokonindo Automobile, yakni Glory 580. Masyarakat tentu penasaran bagaimana hasil uji tabraknya.
Dikonfirmasi terkait hal ini, PT Sokonindo Automobile menyatakan Glory 580 telah dilakukan uji tabrak, walaupun produk yang dimaksud merupakan buatan China, bukan Indonesia. Glory 580 dikatakan sudah melewati pengujian tabrak di China melalui C-NCAP (China-New Car Assesment Program).
Hasilnya pun sudah dirilis pada Agustus 2018 lalu, dan sempat diperlihatkan Sokon di pameran otomotif Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show. Uji tabrak itu mendapat hasil bagus, yakni lima bintang.
Di mana Sport Utility Vehicle racikan DFSK itu memberikan proteksi maksimal bagi pengendara dan penumpang saat kecelakaan.
Head of Product Planning PT Sokonindo Automobile Ricky Humisar mengatakan, hasil uji tabrak itu menjadi bukti kalau produk DFSK mempunyai kualitas bagus. Begitu juga Glory 580 yang diproduksi di Indonesia, maka tidak perlu dilakukan pengetesan lagi, karena secara kualitas sama.
“Artinya kita follow hasil tes yang C-NCAP. Karena produksi yang kami hasilkan di sini (Serang, Banten) dengan standar dan kualitas di China sama. Jadi uji tabrak kami follow di China dan itu sudah mewakili,” ujarnya kepada VIVA, Selasa 18 September 2018.
Seperti diketahui, beberapa video yang tersebar di Youtube menunjukan bahwa SUV asal Tiongkok tersebut mampu memberikan proteksi maksimum bagi pengendara maupun penumpang. Karena saat terjadi benturan dua buah kantung udara bagian depan tampak bekerja dengan baik.
Pengujian benturan berbagai sisi pun dilalui untuk membuktikan klaim kehebatan peranti keselamatan lainnya. Untuk uji tabrakan frontal, penguji melesatkan mobil dengan kecepatan 64 kilometer per jam. Walau area moncong hancur tak berbentuk, tapi seluruh kantung udara bekerja dengan sangat baik.