Rencana Stop Impor Mobil Mewah, Untung atau Rugi?
- Youtube
VIVA – Wacana larangan untuk impor mobil mewah yang dilontarkan Wakil Presiden Jusuf Kalla beberapa waktu lalu tampak kurang mendapat dukungan dari beberapa pihak. Terutama para pelaku utama atau importir mobil mewah di Indonesia. Mereka menganggap wacana itu justru akan memberikan beberapa dampak kurang baik bagi industri otomotif tanah air.
Beberapa waktu lalu, JK mengungkapkan rencananya untuk memberhentikan impor kendaraan mewah dengan kapasitas mesin di atas 3.000cc. Alasannya, dengan kurangnya impor mobil premium ini diharapkan dapat menekan defisit neraca perdagangan, agar ekspor dari Indonesia meningkat.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur Prestige Image Motorcars, Rudy Salim mengaku sangat tidak setuju. Pasalnya, dari aktifitas impor mobil mewah ini negara mendapat keuntungan termasuk dari pajak.
“Wacananya seperti itu saya harap tidak terjadi, karena sektor mobil mewah ini seperti trackel down ekonomi jadi biasanya di luar negeri yang kaya-kaya diberi kebebasan pajak untuk memicu ekonomi bawah,” katanya.
“Kurang lebih mobil mewah juga akan berperan seperti itu (kapal pesiar), mobil mewah otomatis sektor padat karyanya banyak perawatannya tinggi. Dengan bayar pajak tinggi setiap tahun berkontribusi untuk infrastruktur,” lanjutnya.
Jika JK merealisasikan wacananya, apa yang terjadi? Rudy mengatakan, pasti orang kaya di RI akan membeli mobil di luar negeri. Pasalnya, bagi mereka membeli mobil mewah suatu kesenangan, dan ketika mereka tidak dapat kesenangan tersebut di dalam negeri, mereka ke luar.
“Saya harapkan orang-orang kaya di Indonesia beli mobil jangan di luar negeri, biar di Indonesia dan dinikmati di dalam negeri. Walaupun saya paham betul ada current account defisit, tapi setau saya hanya 0,03 persen untuk pangsa ini hampir tidak ada imbasnya,” katanya.