Melihat Persaingan Mobil Korea Vs China di Indonesia
- VIVA/Pius Mali
VIVA – Beragam merek otomotif dari berbagai negara, menjajal peruntungannya dengan menjual mobil di Indonesia. Meski demikian, merek Jepang terlihat masih mendominasi.
Dominasi merek Jepang di pasar otomotif Tanah Air, kata Pengamat Otomotif, Bebin Djuana, bukan tanpa alasan. Mengingat, mereka sudah lama ada di Indonesia.
"Pasaran mobil di Indonesia masih dikuasai merek-merek Jepang, karena brand image yang sudah dibangun 40 tahun lebih. Sementara, industri otomotif Korea Selatan misalnya, terhitung masih muda dan baru sekitar 20-an tahun masuk pasar Indonesia, itu pun melalui perjalanan yang berliku," kata Bebin kepada VIVA, Jumat 6 Juli 2018.
Jika dibandingkan dengan merek China yang baru masuk di Indonesia, kata Bebin, merek asal Korea Selatan pun rasanya akan sulit bersaing. Sebab, produsen China perlahan namun pasti mulai mengembalikan rasa kepercayaan konsumen untuk membeli produknya.
"Mobil buatan China dulu masuk dengan setengah hati, sehingga konsumen was-was akan kelangsungan pengadaan suku cadang dan layanan pemeliharaan atau perbaikannya. Kemudian, keraguan itu dijawab oleh produsen China yang membangun pabrik dengan investasi besar dan memproduksi mobil dengan kualitas dan fitur yang perlu diwaspadai," tuturnya.
Sebagai gambaran, saat ini ada dua merek otomotif Korea yang menawarkan produknya di Tanah Air, yakni KIA dan Hyundai. Meski demikian, penjualan keduanya tidak lebih baik dari merek Jepang, bahkan China.
Dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, pada periode Januari hingga Mei 2018, merek Hyundai menempati posisi 16 dengan penjualan 547 mobil.
Sementara, KIA ada di posisi ke-22 dengan penjualan 122 unit selama lima bulan. Sebagai pembanding, merek Wuling yang merupakan pendatang baru asal China, sudah bisa menempati posisi sembilan dengan penjualan 6.981 unit mobil se-Indonesia.