Mobil Listrik Enggak Cocok di Indonesia Gara-gara Keringat
- ANTARA Foto/Sigid Kurniawan
VIVA – Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian berencana mengubah skema pajak penjualan atas barang mewah atau PPnBM terhadap kendaraan bermotor. Hal itu dilakukan untuk mewadahi aturan baru mengenai kendaraan dengan energi alternatif, termasuk listrik.
Namun, Mitsubishi menilai Indonesia belum siap untuk menghadirkan teknologi mobil listrik. Karena, infrastruktur belum tersedia dengan baik.
Presiden Direktur PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), Kyoya Kondo menjelaskan, teknologi yang tepat adalah Plug-in Hybrid Electric Vehicle atau PHEV.
"Solusi paling praktis itu pakai PHEV. Kalau untuk mobil listrik, infrastrukturnya belum siap," kata Kyoya di Jakarta, Minggu 3 Juni 2018.
Teknologi ini dinilai Mitsubishi paling ideal, karena energi listrik pada kendaraan bisa diisi dari sumber eksternal. Jika energi listrik sudah habis, baru mesin konvensional bekerja.
Selain itu, iklim Indonesia yang panas, dijelaskan Kyoya, menuntut pengguna kendaraan untuk menggunakan pendingin ruangan atau AC. Hal tersebut tentu saja menjadi salah satu pertimbangan, karena lebih cepat menghabiskan daya baterai pada mobil.
"Iklim yang panas, pengguna akan terus menyalakan AC mobil, itu membuat baterai cepat habis. Kalau PHEV, baterai habis masih ada bensin," ujarnya.