Alasan Lamborghini Jarang Terlihat di Jam Sibuk Jakarta
- VIVA/Jeffry Yanto
VIVA – Para pemilik supercar yang tinggal di Jakarta bisa terbilang jarang menggunakan mobil mereka sehari-hari. Mengingat kondisi jalanan ibu kota macet dan tidak sesuai dengan volume mesinnya yang besar.
Oleh sebab itu, para pemilik Lamborghini yang tergabung dalam Lamborghini Club Indonesia, ini menggelar touring 9-11 Maret 2018 dari Jakarta, Cirebon sampai Bandung. Selama tiga hari ini lah para member dapat mengeksplor supercar miliknya.
Sekertaris Jenderal Lamborghini Club Indonesia, Frank Hutapea, mengatakan, memang setiap tahun komunitas pecinta supercar harus ada touring, karena di Jakarta sudah tidak memungkinkan pakai mobil jenis ini.
Apalagi, dalam jam yang wajar atau jam kerja sehingga harus benar-benar pagi. “Kalau ayah saya pakai sehari-hari tapi pagi-pagi hasilnya ban saya (Gallardo Spyder) kiri kanan grepes,” kata anak dari pengacara kondang Hotman Paris Hutapea ini, di Bandung, Jawa Barat, Sabtu 10 Maret 2018.
Sementara itu, Presiden Direktur Prestige Image Motorcars, Rudy Salim, karena faktor jalan raya di Jakarta yang membuat para pemilik supercar enggan menggunakannya sehari-hari. Kondisi itu, lanjut dia, berbeda dengan Eropa atau negara lainnya.
“Tergantung dari tipe orangnya ada yang memang hobi hanya disimpan ada juga yang pakai sehari-hari. Tapi pada dasarnya di Amerika dan Eropa sendiri mobilnya rata-rata 40 ribu kilometer, karena enggak ada supir mereka pakai hari-hari,” tuturnya.
Menurutnya, jalanan di Eropa atau Amerika juga mendukung. “Mereka pakai ke kantor untuk sehari-hari di Amerika kalau kita lihat mobil kilometernya 1.000 orang pada bengong, lah di Indonesia kilometer di atas 1.000 justru pada melongo,” katanya.