Ramalan Guru Besar UI soal Masa Depan Mobil Listrik
- VIVA/Jeffry Yanto
VIVA – Sebentar lagi, Indonesia akan menuju era kendaraan listrik. Hal ini seiring semangat pemerintah untuk menurunkan emisi gas buang sebesar 20 persen pada 2020.
Meski demikian, langkah tersebut diprediksi tak serta merta bisa mengurangi jumlah kendaraan yang menggunakan bahan bakar. Alasannya, infrastruktur belum cukup memadai untuk membangun mobil maupun motor listrik.
"Maka itu, sekarang yang harus dijalankan di tengah dulu. Seperti hibrida, baru ke listrik," kata Guru Besar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Bambang Sugiarto di Singapura, Jumat 9 Maret 2018.
Ia meramalkan, mobil dengan bermesin konvensional akan punah dalam waktu 30 sampai 40 tahun lagi. Hal itu akan terjadi, bila Indonesia sudah siap dengan kehadiran kendaraan listrik beserta inrastrukturnya.
"Ini kan masalah kesiapan, mulai dari infrastruktur dan regulasinya. Untuk 10 tahun ini (mobil bermesin konvensional) langsung hilang, enggak deh. Perasaan saya menyatakan, 30-40 tahun lagi, selama semuanya siap," ujarnya.
Menurut dia, rata-rata mobil yang beredar di Indonesia saat ini juga sudah cukup maju untuk menekan emisi gas buang. Akan tetapi, mobil bermesin konvensional harus tetap dikembangkan sesuai dengan kebutuhan zaman.
"Masih banyak ruang untuk pengembangan, masih sangat banyak. Dan percaya lah, manusia makin lama makin efisien," kata pria yang menjadi dosen pembimbing Tim Sadewa dari Universitas Indonesia di ajang Shell Eco-marathon Asia 2018 tersebut.